Meski ditawari jutaan Shekel, wanita Palestina ini ...

BY Mahmoud Abu ShariaEdited Wed,11 Jan 2017,11:12 AM

Meski  ditawari jutaan Shekel, wanita Palestina ini menolak menjual tanahnya kepada Israel

Tepi Barat, SPNA- Seorang wanita Palestina tetap bersikukuh untuk tidak menjual tanahnya kepada otoritas Israel.

Adalah Syaukiyah Hamyadah nama wanita separuh baya ini yang tetap memilih bertahan di sebuah rumah yang sejatinya sudah tidak layak huni lagi.

Rumah Syaukiyah berbatasan langsung dengan tembok pembatas Israel, dan merupakan satu-satunya rumah yang masih berdiri di wilayah itu. Terdapat kawasan permukiman penduduk Selatan Tulkarm Palesitna yang berjarak satu kilo setengah dari rumahnya.

“Meski mereka menawarkan satu Milyar Syekel untuk satu  jengkal tanah ini, saya tetap tidak akan menjualnya. Bagaimana mungkin saya menjual kehormatan diri dan juga bangsaku,”ucap Syaukiyah.

Rumah Syaukiyah  berjarak hanya enam meter dari tembok militer yang dipasang Israel.

Menurutnya, rumah ini telah dbelinya sejak 27 tahun silam. Dia dan suaminya beserta tiga orang puterinya tetap bertahan meski dengan penuh kesederhanaan dalam menjalani kehidupan.

Rumah ini kini terancam roboh akibat pondasi dinding beton pembatas tersebut.

“Sejak rencana pembangunan dinding beton dimulai, sejak saat itu pula, ia dan keluarganya mulai cemas akan masa depan rumahnya yang sewaktu-waktu dapat disita secara sepihak oleh Israel,”papar Syaukiyah.

Karena itu, ia berinisiatif  memanfaatkan sisa lahan yang ada untuk menanam apa saja demi mempertahankan eksistensi rumahnya.

Syaukiyah menuturkan bahwa dirinya terus dipaksa oleh pihak Israel agar rela menjual tanah dan rumahnya secara terus menerus.  Bahkan aparat Israel mengancam, bahwa rumah tersebut sewaktu-waktu bisa dirobohkan secara paksa jika terjadi perubahan terhadap konstruksi dinding beton milik Israel.

Sudah  hal biasa, rumahnya sering didatangi aparat yang kerap melakukan intimidasi terhadap dirinya yang kini hanya tinggal seorang diri.

Aparat kepolisian juga sering menganggu beberapa pohon Zaitun, hasil tanamannya. Bahkan Syaukiya dilarang untuk merawat lahan itu lagi.

Mendapat perlakuan seperti itu, Syaukiya sempat mengadukan masalahnya kepada Kepala Wilayah Tulkarm. Pihak pemerintah daerah Palestina akhirnya  memberi jaminan kepada Syaukiyah bahwa rumah tersebut tetap akan bertahan dan segera akan direnovasi.

Renovasi rumah Syaukiyah sudah sangat mendesak, karena air dari luar yang berasal dari dataran lebih tinggi kerap masuk ke dalam rumahnya. Bahkan tidak jarang ancaman serius sepertinya ditemukannya ular liar yang masuk ke dalam rumah.

“Saya tidak mengharapkan apa-apa, kecuali perbaikan rumah ini khususnya pada hal-hal yang sangat mendasar, agar saya tetap bisa tinggal, dan terus mempertahankannya,”ucap Syaukiyah. 

SPNA Gaza City

Penerjemah: Ihsan Zainuddin

leave a reply
Posting terakhir