Hari Air Sedunia: Krisis air masih menjadi problem utama...

BY Ihsan ZainuddinEdited Sat,25 Mar 2017,08:42 AM

 Hari Air Sedunia:  Krisis air masih menjadi problem utama di Jalur Gaza

Jalur Gaza -SPNA-  Dalam rangka memperingati hari air sedunia yang jatuh setiap tanggal 22 Maret, pemerintah dan sejumlah elemen yang didukung oleh Islamic Relief dan UNICEF mengadakan rangkaian kegiatan yang berpusat di pelabuhan Jalur Gaza.

Dalam kegiatan perayaan yang berbentuk seminar itu, beberapa pembicara yang terdiri dari sejumlah pejabat pemerintahan menjelaskan arti penting penghematan penggunaan air bersih –yang faktanya di Jalur Gaza- cukup terbatas.

Wakila Ketua  Otoritas  Urusan Air Bersih, Ribhi Al-Syaikh mengatakan, “Situasi politik dan kendala teknis, serta terbatasnya finansial  menjadi sebab krisis air di Jalur Gaza.”

Al-Syaikh menambahkan bahwa blokade Israel tentu saja menjadi peghambat yang paling besar dari semua itu.

Al-Syaikh menyebutkan bahwa pemerintah terus berusaha memperhatikan pengadaan air berdasarkan saran prasarana yang tersedia. Dia menjelaskan pentingnya kebutuhan air yang mempengaruhi  kebutuhan vital  masyarakat.

Menanggapi masalah ini, salah seorang pejabat urusan kota pesisir, Mundzir Syablaq, mengatakan bahwa meski banyak kendala yang dihadapi, namun capain-capain dalam mengatasi krisis air tetap bisa dirasakan.

Usaha dan solusi:

Salah seorang koordinator UNICEF Jalur Gaza, Tania Mackbraid, menyampaikan pesan pada peringatan hari air sedunia ini.  Dia mengatakan bahwa perlu upaya semua pihak dalam rangka mendukung pembangunan berkelanjutan hingga tahun 2030. 

“Meski kita telah memasuki abad ke-21, namun masih ada sekitar 600 juta jiwa yang kesulitan mendapatkan sumber air bersih,”jelas Tania.

Dia menyebutkan, menurut data PBB 2020, bahwa Jalur Gaza masih mengandalkan sumber air dari bawah tanah. Tentu saja ini merupakan masalah tersendiri, khususnya dalam penggunaan air tersebut. Karena itu dia mengisyaratkan perlunya program desalinasi air laut di perairan selatan Jalur Gaza. Jika program ini berhasil maka bisa dirasakan  manfaatnya oleh lebih dari 75 ribu warga yang berada di Rafah dan Khan Yunis.

Selain itu, tambah Tania, perlu dipikirkan solusi atas probelmatika air yang dihadapi oleh sejumlah KK akibat bancir di musim dingin.

Menurut Munib Abo Gazalah, Ketua Islamic Relief di Jalur Gaza, bahwa program pembangunan berkelanjutan sangat terkait dengan problematika air bersih. Karena itu pihaknya akan terus berusaha berkontribusi dalam rangka menyadarkan masyarakat melalui kampanye bertajuk air bersih di sekolah-sekolah, demikian pula di masyarakat secara umum.

Sejumlah anak  berbagai umur ikut merayakan hari air sedunia dengan menyampaikan pesan-pesan moral seperti pentingnya menghemat air melalui lukisan mereka.

 

SPNA Gaza City

Penulis: Reham Agwah

Penerjemah: Ihsan Zainuddin

leave a reply