Surat dari putri seorang tahanan: ‘Adalah hakku untuk bisa bert

BY Ihsan ZainuddinEdited Mon,24 Apr 2017,08:07 AM

 Surat dari putri seorang tahanan: ‘Adalah hakku untuk bisa bertemu denganmu”

Ramallah -SPNA- Safaa, putri Abdullah Barghouthi – terpidana hukuman 67 tahun penjara – membacakan sepucuk surat untuk ayahnya, dalam sebuah pagelaran yang diselenggarakan oleh sekolahnya di Ramallah, Tepi Barat. Pagelaran yang digelar sebagai bentuk dukungan terhadap para tahanan yang melakukan aksi mogok makan itu, dilaksanakan bertepatan dengan tiga hari Barghouthi melakukan aksi mogok makan bersama ratusan tahanan Palestina, kutip Middel East Monitor, Sabtu (22/04/2017).

Safaa telah terpisah dengan ayahnya sejak berusia satu bulan.

“Tawa anak-anak tahanan telah menyatu dengan air mata mereka, namun mereka akan lebih kuat dari rumor yang dihembuskan Israel. Lebih kuat dari upaya  para pemukim yang memanggang daging guna mematahakan tekad para tahanan. Dan akan selalu lebih kuat dari seluruh sel isolasi,” tulisnya.

“Ayah, kau adalah kebanggaan kami,” lanjut Safaa. “ Aku mencintaimu, dan akan tetap mengingatmu, setiap hari, setiap bulan. Kuatkanlah tekadmu, ditahun mendatang Allah akan mengembalikanmu pada kami.”

“Adalah hakku untuk bertemu dan hidup bersamamu,” ia mengulangi suratnya. “Terus kuulang kata “ayah”, karena begitu jarang aku menyebut kata itu.”

Pembecaan surat tersebut merupakan bagian pagelaran yang dilesenggarakan oleh Qassim al-Rami high school di Ramallah.

Barghouthi telah ditahan sejak tahun 2003. Sebagai pemimpin Hamas, ia ditahan atas keterlibatannya dalam berbagai seranga terhadap Israel.

Jumat (21/04/2017), Barghouthi bersama ratusan tahanan Palestina lainnya, telah memasuki hari ke-5 dalam aksi mogok makan yang mereka laksanakan di Penjara Israel.

Awalnya, seruan aksi mogok makan ini disuarakan oleh tahanan Palestina yang berafiliasi pada gerakan Fatah. Kemudian, tahanan Palestina lainnya -yang berasal dari spektrum politik yang berbeda – sepakat untuk melakukan aksi mogok makan dibawah slogan “Kemerdekaan dan Kemuliaan.” Selasa (18/04/2017), tercatat 1.500 tahanan Palestina meleburkan diri dalam aksi ini.

Diperkirakan, Israel telah menahan satu juta warga Palestina sejak berdirinya “negara Israek” pada tahun 1948 dan diikuti pendudukan terhadap wilayah Tepi Barat, Jerusalem Timur dan Jalur Gaza di tahun 1967, sebagaimana dilansir berbagai organisasi kemanusiaan di Palestina.

Menurut Addameer, organisasi yang menangani hak-hak para tahanan, sekitar 6.300 warga Palestina telah ditahan hingga Maret tahun ini.

 

SPNA Gaza City

Penerjemah: Ratna

leave a reply