Aksi mogok makan Eropa kuatkan tahanan Palestina, tunjukkan...

BY Ihsan ZainuddinEdited Mon,08 May 2017,08:58 AM

 Aksi mogok makan Eropa kuatkan tahanan Palestina, tunjukkan rezim apatheid Israel

Turin -SPNA- Para kelompok dan pendukung hak asasi manusia seantero  Eropa rela mengorbankan kesehatan mereka sebagi bentuk solidaritas, menolak makanan dan bergabung dalam aksi mogok makan yang dilakukan 1.600 tahanan Palestina.

Seperti dikutip Telesur, Jumat (05/05/2017), Mogok makan tersebut diharapkan dapat menyoroti kondisi mengerikan dan kejahatan yang dihadapi oleh tahanan Palestina di penjara Israel, serta rasisme yang dihadapi oleh warga Palestina. Para pendukung itu berharap bahwa kampanye yang mereka lakukan akan melahirkan tekanan secara internasional kepada Tel Aviv agar menghakhiri tindakan yang tidak manusiawi yang mereka lakukan terhadap para tahanan Palestina.

Mereka juga bermaksud menunjukkan hakikat negara penjajah tersebut (Israel), serta kondisi buruk yang dihadapai para tahanan Palestina -termasuk anak-anak- yang penangkapan dan penahanannya acapkali dilakukan sewenang-wenang.

“Bagi kami, yang terpenting adalah menyebarkan berita tentang para tahanan kepada masyarakat di kota kami, dimana banyak media yang “menyensor” suara para tahanan,” ungkap Alex Rosso, salah satu anggota kelompok Progetto Palestina yang berbasis di Turin, penyelenggara aksi tersebut. “Tujuan lainnya adalah untuk menunjukkan solidaritas dan menguatkan para tahanan,” tambahnya.   

Aktivis dari Belgia, Inggris, Irlandia, Italia, Skotlandia dan Switzerland juga berpartisipasi dalam aksi itu. Pihak penyelenggara menjelaskan bahwa dalam beberapah hari kedepan, beberapa kota akan ikut bergabung dalam aksi tersebut. Banyak kelompok yang melibatkan diri dalam kampanye ini berasal dari berbagai universitas di eropa, anggota kelompok pro-Palestina, kelompok independen dan partai politik yang mengorbankan kesehatan mereka demi mendukung permintaan para tahanan Palestina.

“Tidak peduli tubuh kami akan lelah setiap hari, tidak peduli kepala kami akan merasakan sakit, tidak peduli kami akan merasa pusing, yang terpenting adalah kebebasan dan perjuangan demi kemerdekaan dan martabat para tahanan,” uangkap anggota kelompok Progetto Palestina lainnya, Sara A.

Sementara itu, salah seorang mahasiswa Universitas Edinburgh yang juga terlibat dalam aksi ini, Daniel Yahia mengungkapkan kepada Middle East Monitor bahwa kampusnya banyak berinvestasi di perusahaan seperti Caterpillar yang memainkan peran penting dalam “mempertahankan rezim apartheid.”

Aksi mogok makan di Eropa juga disertai dengan kampanye melalui media sosial yang dikenanl dengan “Salt Water Challenge,” yang diluncurkan oleh putra Barghouti, Aarab Marwan Barghouti.

 

SPNA Gaza City

Penerjemah: Ratna

leave a reply