Ramadan di Gaza, perekonomian melemah dan harga kebutuhan meningkat
Gaza -SPNA- Memasuki bulan Ramadan, kondisi perekonomian Palestina semakin melemah. Respon positif pasar tidak diperoleh oleh para pedagang, mulai dari pedagang buah, kurma hingga kacang-kacangan. Kebanyakan harga dagangan mereka anjok di pasaran.
Kini, 11 tahun sudah warga Gaza hidup dalam blokade Israel. Penutupan pintu perlintasan Rafah dan berbagai krisis yang terjadi di wilayah ini, meneyebabkan para pedagang tidak bisa menyimpan barang dagangan mereka. Tak pelak, kerugian pun kerap mereka alami.
Adalah Abu Ihab, seorang penjual kurma menuturkan, “Ramadan tahun lalu saya bisa menjual 70 hingga 80 karton kurma per hari. Tapi untuk tahun ini, setidaknya untuk kemarin, hanya 5 karton kurma yang berhasil terjual.” Daya beli masyarakat menurun akibat pengurangan gaji karyawan dan tingginya angka pengangguran.”
Hal serupa diungkap Abu Ahmad, seorang pedagang selada air dan seledri ini terpaksa menaikkan harga dagangannya. “Meski dianggap merugikan konsumen, kami terpaksa menaikkan harga. Meski begitu, kerugian masih saja kami alami, sebab dagangan kami tidak semua bisa terjual.”
Sementara itu, seorang pembeli, Hajjah Ummu Walid kepada SPNA mengungkapkan keprihatinannya, “Ini kali pertama dimana bulan Ramadan datang diikuti dengan meningkatnya harga berbagai kebutuhan, aksi mogok makan para tahanan dan krisis listrik yang terjadi setiap hari.”
Warga Gaza berharap kondisi kehidupan mereka segera berubah, ekonomi menguat, dan pintu perlintasan dibuka. Semoga Allah memberikan solusi dan menguatkan warga di Gaza, khususnya di bulan Ramadan ini.
Laporan wartawan SPNA Caza City, Hala El Thawel
Penerjemah: Syadid