Pasca pencabutan detektor logam, Muslim Palestina tetap tolak beribadah di dalam Masjid Al-Aqsa

Al-Quds, SPNA – Sebagai bentuk boikot atas tindak keamanan Israel, para ulama di kota Al-Quds menyeru para jama’ah untuk tetap melakukan shalat di luar Masjid Al-Aqsa, Selasa (25/06/2017),

BY Edited Wed,26 Jul 2017,10:43 AM
2.jpg

The Time of Israel - Gaza City

Al-Quds, SPNA – Sebagai bentuk boikot atas tindak keamanan Israel, para ulama di kota Al-Quds menyeru para jama’ah untuk tetap melakukan shalat di luar Masjid Al-Aqsa, Selasa (25/06/2017), meski Israel telah menghilangkan detektor logam dan kamera keamanan.

Lembaga Waqaf Islam, yang berwenang mengelola situs suci tersebut, mengatakan bahwa pemboikotan akan tetap dilanjutkan sembari menunggu peninjauan mengenai sistem keamanan baru yang akan diterapkan Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa.

Seperti diketahui, Muslim Palestina telah menjauhi kompleks suci tersebut sejak Israel menempatkan detektor logam sebagai respon atas serangan yang telah menewaskan anggota pasukan Israel pada 14 Juli lalu. Sebaliknya,

Selasa, (24/07/2014), kabinet keamanan Israel mengatakan akan mengganti detektor logam dengan “teknologi canggih,” yaitu kamera yang dapat mendeteksi objek tersembunyi, namun prosesnya memakan waktu hingga enam bulan.

Imam Masjid Al-Aqsa, Syaikh Ikrama Sabri, mengatakan bahwa, “Posisi kita adalah bahwa saat ini, tidak seorang pun boleh memasuki,” tempat suci tersebut.

Kepada The Time of Israel, seorang pejabat Lembaga Waqaf Islam mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan pemboikotan hingga “semua prosedur keamanan yang diterapkan pasca serangan,” dihilangkan.

Pejabat tersebut mencatat bahwa mereka tidak akan pernah menerima keberadaan “kamera berteknologi canggih” guna mengganti detektor logam.

Salah seorang jama’ah yang melaksanakan sholat bersama dua putranya, Salah Abu Agrafa, mengatakan kepada The Times of Israel bahwa prosedur keamanan yang baru telah “mengotori tempat suci,” dan ia hanya akan memasuki Masjid Al-Quds jika Lembaga Waqaf Islam telah memutuskan bahwa kondisi sudah membaik.

“Ini bukan kemenangan bagi kami,” ungkapnya. “Mereka mencabut detektor logam, tapi mereka menggantinya dengan kamera X-ray yang mampu melihat bagian tubuh wanita yang seharusnya ditutupi.”

Sementara itu, menghadapi para demonstran, pasukan Polisi Perbatasan dipersenjatai dengan peralatan anti huru-hara dan siap melakukan kekerasan seperti yang telah terjadi dalam beberapa hari terakhir.

 

Penerjemah: Ratna

leave a reply
Posting terakhir