Palestina kecam “kebisuan” AS terkait permukiman Israel

Al-Quds, SPNA – Pejabat senior Palestina, Saeb Erekat, Selasa (01/08/2017), ......

BY Edited Wed,02 Aug 2017,10:49 AM
9.jpg

The Gulf Today - Gaza City

Al-Quds, SPNA – Pejabat senior Palestina, Saeb Erekat, Selasa (01/08/2017), mengatakan bahwa “kebisuan” pemerintahan Presiden Donald Trump terkait pertumbuhan permukiman ilegal dan kegagalannya dalam mewujudkan solusi dua negara telah mendorong lahirnya "kebijakan apartheid" Israel. Sebelumnya, warga Palestina berusaha untuk tidak memusuhi pemimpin baru Amerika Serikat tersebut.

Sebelumnya, secara berhat-hati warga Palestina mencoba untuk tidak memusuhi pemimpin baru AS tersebut, sejak pelantikannya pada bulan Januari lalu.

“Kenyataannya, pemerintah AS tidak menyatakan bahwa tujuan akhir dari proses perdamaian adalah untuk mencapai dua negara, berdasarkan perbatasan tahun 1967. Kebisuannya mengenai intensifikasi kegiatan permukiman Israel, ditafsirkan oleh pemerintah Israel sebagai sebuah kesempatan untuk menghancurkan solusi dua negara dan menggantinya dengan satu negara dengan dua sistem," kata Erekat.

"Itulah yang dilakukan pemerintah Israel di lapangan melalui kebijakannya," katanya. Ia menambahkan bahwa sistem semacam itu sama dengan "apartheid."

Trump, termasuk menantunya Jared Kushner, berusaha membangun kepercayaan untuk melahirkan babak baru perundingan damai Israel-Palestina.

Erekat, yang juga sekretaris jenderal Organisasi Pembebasan Palestina, mengatakan bahwa kebisuan yang ditunjukkan oleh pemerintah Amerika merupakan "hambatan" dalam perundingan. Permukiman di Tepi Barat dan Al-Quds termasuk isu yang paling kontroversial dalam konflik Israel-Palestina.

Pada bulan Desember lalu, Dewan Keamanan PBB mengumumkan bahwa semua permukiman semacam itu illegal, setelah presiden Barack Obama memutuskan untuk tidak memveto sebuah resolusi.

Sejak Trump berkuasa, Washington tetap diam saat Israel mengumumkan ribuan rumah baru didirikan di permukiman.

Trump telah mengubah dukungan AS terhadap solusi dua negara yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Pada bulan Februari lalu ia mengatakan bahwa dia senang dengan solusi satu negara atau dua negara jika pihak-pihak tersebut menyukainya.

Perunding AS belum secara terbuka mendukung sebuah negara Palestina merdeka dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan dengan kedua belah pihak.

 

Penerjemah: Ratna

leave a reply
Posting terakhir

Asosiasi Ulama India Kecam Keputusan Israel terkait Al-Aqsa

Keputusan untuk memberikan hak kepada Yahudi untuk melakukan “salat dalam keadaan diam” di kompleks Masjid Al-Aqsha disambut dengan reaksi luas Palestina, Arab dan internasional yang mengutuknya. Tindakan tersebut dianggap sebagai pelanggaran nyata, mengabaikan konvensi internasional, norma-norma kemanusiaan, dan provokasi yang jelas terhadap perasaan umat Islam di seluruh dunia.