Penyandang cacat dan pemadaman listrik di Gaza

Saat ini, pemadaman listrik di Gaza berlangsung hingga 18-20 jam per hari, meski dalam kenyataannya, banyak rumah yang hanya bisa menikmati listrik kurang dari dua jam per hari. Selain itu, pemadaman ini juga telah berdampak pada kehidupan penyandang cacat di wilayah tersebut.

BY Rara Atto Edited Fri,18 Aug 2017,01:56 PM
Penyandang cacat dan pemadaman listrik di Gaza

MAP - Gaza

Gaza, SPNA – Lembaga Bantuan Kesehatan untuk Warga Palestina (MAP) telah melaporkan, kondisi kemanusiaan di Gaza memburuk secara drastis sejak tidak beroperasinya pembangkit listrik di wilayah tersebut sejak bulan April lalu, yang diikuti dengan pengurangan pasokan listrik dari Israel pada bulan Juni.

Krisis listrik telah berdampak pada semua aspek kehidupan bagi dua juta warga Palestina yang hidup di sana. Akibatnya kesehatan, pendidikan, sumber pendapatan, bahkan aktivitas keseharian menerima berbagai dampak negatif. Saat ini, pemadaman listrik di Gaza berlangsung hingga 18-20 jam per hari, meski dalam kenyataannya, banyak rumah yang hanya bisa menikmati listrik kurang dari dua jam per hari.

Menurut lembaga Jaringan Organisasi Non-Pemerintah Palestina, pemadaman listrik di Gaza telah berdampak pula pada kehidupan penyandang cacat di wilayah tersebut.

Berikut adalah dampak yang ditimbulkan akibat pemadaman listrik terhadap kehidupan penyandang cacat di Gaza:

  1. Berkurangnya akses ke tempat kerja, layanan dan bersosialisasi

Pengurangan pasokan listrik telah menghentikan lift selama berjam-jam di beberapa hunian dalam waktu yang bersamaan. Hal ini mengakibatkan para penyandang cacat  tidak bisa meninggalkan temapt tinggal mereka, baik untuk bekerja, bersosialisasi atau mengakses berbagai layanan yang ada di masyarakat.

Bagi 1.200 warga Palestina di Gaza yang menggunakan kursi roda dan skuter listrik, mobilitas mereka membutuhkan penggunaan listrik yang lebih banyak, yang tidak mungkin bisa dicapai saat pemadaman terjadi.

  1. Meningkatnya angka pengangguran

Pekerjaan merupakan hak sosial-ekonomi. Gaza memiliki tingkat pengangguran tertinggi di dunia, yaitu 43%. Sementara angka pengangguran pada penyandang cacat mencapi 90%.

PNGO mengungkapkan kekhawatirannya, mengenai dampak yang mengerikan akibat pemadaman listrik bagi kehidupan, yaitu meningkatnya angka pengangguran di kalangan penyandang cacat. Hal ini karena berbagai bidang usaha, mulai dari produsen makanan hingga perusahaan IT, terpaksa menutup usaha atau menghentikan layanan mereka.

  1. Berkurangnya rehabilitasi, terapi dan layanan pendidikan

Berbagai LSM yang memberikan layanan kepada para penyandang cacat harus mengurangi sesi terapi dan pendidikan. Peralatan di pusat rehabilitasi sering kali tidak bisa dioperasikan akibat pemadaman listrik.

  1. Menyulitkan bekerjanya alat bantu pendengaran

Para tunarungu di Gaza merasa semakin kesulitan untuk menggunakan alat bantu pendengaran, yang akhirnya membatasi mereka untuk berkomunikasi dengan keluarga atau teman.

  1. Tidak berfungsinya alat bantu pernapasan

Sebanyak 5,150 penyandang cacat di Gaza mengalami gangguan pernapasan, dan kebanyakan dari mereka mengandalkan alat bantu pernapasan. Akibat pemadaman listrik, mereka tidak bisa menggunakan peralatan tersebut di rumah, dan harus pergi ke rumah sakit atau klinik.

  1. Ketidaknyamanan

Orang-orang yang membutuhkan tempat tidur elektrik/ disetel tidak bisa menjalankan peralatan mereka akibat kurangnya pasokan listrik. Hal ini berarti, 2.000 warga Palestina di Gaza yang menderita cacat fisik akan mengalami luka akibat berbaring dan tinggal dalam posisi yang tidak nyaman dalam waktu yang lama.

Menghadapai dampak buruk pemadaman listrik tersebut, warga Gaza meluncurkan kampanye melalui media sosial yang menyeru untuk mengembalikan penerangan di Gaza.

(T.RA/S: MAP)

leave a reply
Posting terakhir