Dibalik penangkapan Raed Salah dan agenda zionis terhadap al-Aqsa

Penangkapan Syekh Raed Salah bertujuan untuk menetralisir perannya dalam perlawanan terhadap pendudukan Israel serta menghalangi Israel untuk merealisasikan agendanya terhadap al-Aqsa.

BY Rizky SyahputraEdited Thu,31 Aug 2017,09:50 AM
2.jpg

Oleh Kolumnis: Salih Naami

Jalur Gaza, SPNA - Penargetan Israel terhadap gerakan perlawanan Islam, Hamas di Palestina khususnya Syekh Raed Salah memiliki agenda tersembunyi dan akan mempengaruhi pergerakan politik Israel di tahap berikutnya.

Penangkapan Syekh Raed Salah bertujuan untuk menetralisir perannya dalam perlawanan terhadap pendudukan Israel serta menghalangi Israel untuk merealisasikan agendanya terhadap al-Aqsa.

Surat kabar Israel sendiri, Haaretz mengamini hal ini. Haretz menyebutkan, penangkapan Raed Salah yang tidak berlandaskan hukum yang jelas tersebut bertujuan untuk menetralisir pengaruhnya. Hakim Manahim Marzahi dan Jaksa Agung Israel Avihai Mendelbat meskipun terkenal ekstrem juga menolak tuduhan bahwa pidato Raed Salah berisi hasutan seperti yang dituding pihak kepolisian.

Meskipun demikian beberapa pejabat seperti Gilad Erden, dan Avigdor Lieberman serta media-media Israel masih membesar-besarkan tuduhan terhadap Raed Salah. Mereka menjadikannya sebagai tahanan administratif, sebuah aturan yang menjadikan seseorang sebagai tersangka tanpa tuduhan dan tanpa sidang. Pihak lain bahkan mengusulkan untuk menghilangkan hak-hak kewarganegaraan Syekh Salah.

Namun yang jadi pertanyaan disini, jika lembaga-lembaga hukum Israel telah menetapkan bahwa Salah tidak melanggar hukum, mengapa sejumlah politikus Israel bersikeras mengkriminalkan Syekh Raed Salah?

Jawaban ini tersembunyi dalam program zionis terhadap Masjid al-Aqsa. Dalam pandangan mereka Raed Salah adalah salah satu tokoh yang menggagalkan agenda tersembunyi Israel terhadap al-Aqsa, Juli lalu.

Dalam festival hari raya Yahudi 9 Agustus lalu Wakil Menteri Perang Israel, Rabbi Eli Ben Dihan menyatakan terang-terangan bahwa Israel akan membangun Haikal Sulaiman. Sudah jadi rahasia umum bahwa pembangunan Haikal tersebut artinya menghancurkan Masjid al-Aqsa.

Lalu pada saat yang sama PM Israel Benyamin Netanyahu mengizinkan bagi kelompok Haikal Yahudi melakukan ritual agama di al-Aqsa.Tercatat ribuan warga Yahudi mengotori al-Aqsa dengan ritual Talmud komplek al-Aqsa. Israel tak mau tahu jika hal ini melanggar perjanjian dan hukum Internasional.

Syekh Raed Salah, Gerakan Hamas, dan warga al-Quds adalah satu-satunya yang mampu menggagalkan agenda zionis Israel terhadpa al-Aqsa.(T.RS/S:Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir