Panen zaitun lebih awal, petani di Tepi Barat alami kerugian

Para petani di berbagai desa dan kota di Tepi Barat, termasuk Salfit Barat, mengeluhkan rendahnya produksi minyak zaitun yang mereka hasilkan. Persentase minyak zaitun hanya meningkat 10% dari perkiraan yang mencapai 25%, sehingga para petani bisa meningkatkan pendapatan pada musim zaitun kali ini.

BY Rara Atto Edited Tue,10 Oct 2017,11:56 AM
Panen zaitun lebih awal, petani di Tepi Barat alami kerugian

The Palestinian Information Center - Tepi Barat

Tepi Barat, SPNA - Para petani di berbagai desa dan kota di Tepi Barat, termasuk Salfit Barat, mengeluhkan rendahnya produksi minyak zaitun yang mereka hasilkan. Persentase minyak zaitun hanya meningkat 10% dari perkiraan yang mencapai 25%, sehingga para petani bisa meningkatkan  pendapatan pada musim zaitun kali ini.

Kompleksitas dan kerugian

Salah seorang petani, Khalil Ahmad, yang berasal dari sebuah desa di Salfit barat meuturkan bahwa ia memperoleh upah harian sebesar $100 saat bekerja di wilayah pendudukan 1948. Ia ingin menyelesaikan panen zaitun sebelum hari raya Yahudi usai, karena ia sedang tidak menekuni pekerjaan lain, meskipun produksi zaitun tahun ini menurun.

Di lain sisi, Kementerian Pertanian menolak klaim mengenai penurunan produksi zaitun tahun ini, menurut Ibrahim al-Ahmad, seorang insinyiur di Kementerian tersebut.

"Kementerian Pertanian di Salfit Barat mengatakan bahwa mereka menetapkan waktu panen zaitun yang berbeda untuk setiap provinsi. Tahap awal panen, sebagai mana di Salfit Barat dan beberapa daerah lainnya, hasil panen tidak memuaskan dan produksi minyak zaitun menurun. Kementerian telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah petani melakukan panen lebih awal, namun sejauh ini tidak berhasil, khususnya terhadap mereka yabg bekerja di wilayah pendudukan 1948 Palestina."

Kerugian Besar

Para petani kehilangan lebih dari 70% produksi minyak zaitun, ungkap Ramez Obaid, dari Kementerian Pertanian. Ia menambahkan bahwa jika dibanding sebelumnya, musim keli ini lebih unik. Bahkan tanggal awal pemetikan zaitun, yang oleh Kementerian Pertanian ditetapkan pada tanggal 6-10 Oktober, hanya bisa diterapkan pada pohon berkualitas rendah, yang terketak di daerah-darah semi pesisir, seperti Qalqiliya dan Tulkarem, sementara petani di tempat lain harus menunda panen hingga buah benar-benar matang.

Perhitungan sederhana menunjukkan bahwa petani kehilangan 40% jumlah minyak zaitun, di mana mereka hanya mampu meningkatkan 15% jumlah produksi dari panen sebelumnya, dari peningkatan yang diharapkan sebesar 25% dari kategori zaitun lokal Nibali.

"Ada petani yang merespon seruan Kementerian Pertanian tersebut dan beberapa petani memutuskan untuk menunda panen mereka selama beberapa pekan," ungkap Obaid.

Solusi

Seorang petani dari Salfit, Mahmoud Maher, mengatakan bahwa solusi permaslahan tersebut mudah saja. Kementerian cukup mencegah berbagai fasilitas pengemasan minyak zaitun sampai zaitun benar-benar matang. Dengan demikian, para petani tidak dapat memanen tanaman zaitun mereka lebih awal.

Nasser Hamid, seorang insinyiur pertanian dari Nablus mengatakan bahwa solusinya adalah dengan meningkatkan kesadaran dan pendidikan kepada para petani, baik mereka yang bekerja di wilayah pendudukan Palestina 1948 atau pun bukan. Selain itu, perlu peningkatan kontrol terhadap desa dan kota terkait panen dan pengorganisasian waktu panen zaitun, sebagai mana yang terjadi di Salfit, yang mencegah dilakukannya panen lebih awal dan menetapkan denda bagi mereka yang melanggar.

(T.RA/S: The Palestinian Informatian Center)

leave a reply
Posting terakhir

Pasukan Israel cegah petani Tepi Barat panen zaitun

Betlehem, SPNA - Pasukan Israel, Ahad (29/10/2017), dilaporkan mencegah petani Palestina di distrik Ramallah, Tepi Barat, menuju tanah mereka untuk memanen buah zaitun, kantor berita Ototritas Palestina, Wafa, melaporkan.