Gaza, SPNA – Kondisi “kritis” mengancam kehidupan sepasang bayi kembar siam yang lahir di sebuah rumah sakit di Gaza jika mereka tidak segera mendapat perawatan di luar wilayah terblokade tersebut, seorang pejabat rumah sakit mengatakan pada hari Ahad (22/10/2017).

Direktur bagian Perawatan Neo-natal RS. Shifa, Alam Abu Hamda, mengatakan kepada The Times of Israel melalui saluran telepon bahwa kedua bayi perempuan, yang mengalami berlengketan pada perut dan tubuh bagian bawah, lahir pada hari Sabtu (21/10/2017).

"Hidup mereka dalam bahaya. Ini adalah kasus yang rumit," katanya, dan dokter terus memantau kondisi mereka.

Dikatakannya bahwa salah satu bayi terlihat "sehat," tapi yang lain tidak, sehingga harus ditempatkan di ventilasi kimia.

"Semakin cepat mereka memperoleh perawatan di luar negeri, semakin besar peluang mereka untuk selamat," katanya.

Dokter tersebut mengatakan bahwa permintaan untuk perawatan di luar negeri telah diajukan kepada Kementerian Kesehatan Palestina pada hari Ahad pagi dan mereka sekarang sedang menunggu tanggapan.

"Kami tidak tahu rumah sakit mana yang bisa menangani mereka," katanya. Mungkin Amerika Serikat atau Arab Saudi dapat membantu masalah medis yang rumit ini, tambahnya.

Agar bayi kembar siam tersebut bisa meninggalkan Jalur Gaza untuk perawatan di luar negeri, mereka memerlukan persetujuan dari Koordinator Kementerian Pertahanan Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT).

Menurut pejabat Gaza, sejumlah bayi di wilayah tersebut meninggal dalam beberapa bulan terakhir setelah permintaan arahan medis mereka ditolak.

Ini adalah kasus ketiga kembar siam yang lahir di Gaza dalam beberapa tahun terakhir, situs berita resmi Otoritas Palestina Wafa melaporkan.

Enam tahun lalu, dua anak kembar siam lahir dengan perlengketan pada perut dan dada. Sementara tahun lalu, kembar siam lahir dengan perlengketan pada seluruh tubuh, kecuali kepala, jantung dan paru-paru.

(T.RA/S: Times of Israel)