Tepi Barat, SPNA - Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah, Ahad (29/10/2017), menuntut Inggris meminta maaf atas deklarasi Balfour, yang menjanjikan sebuah negara Yahudi di Palestina yang bersejarah, menjelang peringatan 100 tahun [erjanjian tersebut pekan depan.
Hamdallah mengatakan bahwa deklarasi Balfour, yang dibuat oleh Menteri Luar Negeri Inggris Arthur Balfour ketika Palestina adalah sebuah protektorat Inggris, telah menjadi "ketidakadilan historis" terhadap rakyat Palestina.
Dia juga mengatakan bahwa Inggris seharusnya tidak merayakan deklarasi tersebut, hal ini mengacu pada makan malam yang digelar di London dan akan dihadiri oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mitranya di Inggris Theresa May, untuk menandai deklarasi yang melahirkan “negara’ Israel pada tahun 1948.
"Perayaan tersebut merupakan tantangan bagi opini publik internasional, yang mendukung kepentingan nasional kita," kata Hamdallah, yang berbicara pada pembukaan sekolah umum baru di kota Nablus, Tepi Barat.
Sebelumnya, Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan anggota pemerintahannya mengklaim bahwa mereka siap menuntut pemerintah Inggris terkait deklarasi Balfour. Hal ini karena deklarasi tersebut menyebabkan perpindahan 700.000 orang Palestina pada tahun 1948, meskipun mereka belum melakukan langkah konkret untuk melakukan hal tersebut.
(T.RA/S: Palestine Chronicle)