Kuwait, SPNA - Amir Kuwait Sheikh Sabah Ahmad Jaber Al-Sabah dan Presiden Palestina Mahmud Abbas membuka konferensi internasional yang membahas pelanggaran Israel terhadap anak-anak Palestina, Minggu (12/11/2017) di Kuwait.
Konferensi berjudul ‘’Penderitaan anak Palestina akibat pelanggaran Israel’’ tersebut dilaksanakan selama 2 hari oleh Sekretariat Umum Liga Arab bekerjasama dengan Kementerian Sosial dan Buruh Kuwait.
Hadir dalam Konferensi tersebut, Menteri urusan sosial dan organisasi peduli anak di negara-negara Arab dan internasional, Komite HAM PBB dan sejumlah tokoh Arab dan internasional dalam membela hak anak-anak Palestina.
Badan Perlindungan Anak Internasional sebelumnya menyatakan bahwa sebanyak 2012 anak-anak menjadi korban tindak kekerasan yang dilakukan Israel sejak tahun 2000 hingga akhir 2016 di Jalur Gaza , Tepi Barat dan Yerusalem.
Abbas dalam pidatonya menekankan bahwa anak-anak Palestina adalah korban paling terkena dampak pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap aturan Internasional dimana mereka membuka penjara dan pengadilan khusus untuk anak-anak sejak tahun 2009.
PBB mengumumkan beberapa hari yang lalu bahwa jumlah anak-anak Palestina yang mendekam di penjara Israel saat ini mencapai 500 orang.
Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Abu Al-Gheit dalam pidatonya menyerukan masyarakat dunia untuk membuat Israel mempertanggungjawabkan tindakannya terhadap anak-anak Palestina.
Abu Al-Gheit menambahkan bahwa populasi anak-anak Palestina mencapai 47% dari seluruh masyarakat Palestina. Hal ini berarti penderitaan mereka akan berdampak pada masyarakat saat mereka dewasa.
Konferensi tersebut bertujuan untuk memperjelas pelanggaran dan tindakan kekerasan yang tidak manusiawi Israel terhadap anak-anak Palestina serta membahas isu-isu terkait pendidikan, kesehatan dan psikologis anak Palestina dan peran organisasi masyarakat sipil dalam melindungi anak-anak Palestina.
Selain itu Konferensi itu juga membahas mekanisme yang diperlukan untuk memberikan perlindungan hukum bagi anak-anak Palestina, rehabilitasi pendidikan dan psikologis serta tantangan yang dihadapi masyarakat Palestina untuk mencapai keamanan dan perdamaian.
(T.RS/S:PIC)