Konferensi London bahas “Krisis di Arab Saudi”

Sebuah konferensi guna menilai ketegangan politik yang sedang terjadi di Arab Saudi digelar di Inggris.

BY 4adminEdited Sat,18 Nov 2017,12:48 PM
Konferensi London bahas “Krisis di Arab Saudi”

Aljazeera - London

London, SPNA - Sebuah konferensi guna menilai ketegangan politik yang sedang terjadi di Arab Saudi digelar di Inggris.

Acara sehari penuh ini diselenggarakan oleh Middle East Monitor, sebuah organisasi pemantauan pers non-profit, yang berlangsung pada Sabtu pekan lalu di London, mempertemukan para akademisi, jurnalis dan politisi.

Pembicara utama dalam konferensi tersebut adalah mantan pemimpin partai Liberal Demokrat Inggris, Paddy Ashdown, dan Jack Straw, yang telah menjabat sebagai sekretaris luar negeri Inggris.

"Krisis di Arab Saudi: Perang, Suksesi dan Masa Depan" muncul saat kerajaan tersebut sedang mengalami pergeseran politik besar setelah Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud melepaskan keponakannya Mohammed bin Nayef sebagai putra mahkota Arab Saudi untuk memberi jalan bagi anaknya Mohammed bin Salman .

"Berlalu sudah hari-hari ketika Kerajaan menjadi oasis ketenangan dan stabilitas," kata pengantar konferensi tersebut.

"Saat ini, negara ini diliputi oleh berbagai persolan dalam dan luar negeri yang, jika salah penanganan, akan menimbulkan konsekuensi yang mengerikan."

Pada sesi pertama, panelis termasuk Dr Madawi Al-Rasheed, seorang profesor akademik dan tamu Saudi di London School of Economics (LSE) Middle East Center, akan menyelidiki "Pembuatan Kerajaan, dan bagaimana bisa sampai pada tahap ini."

Mantan anggota Partai Buruh MP Clare Short akan menjadi moderator sebuah diskusi panel yang melihat apa yang para kritikus katakan sebagai paradoks pelanggaran hak asasi manusia karena pemerintah ingin mempromosikan liberalisasi di dalam kerajaan.

Pada tanggal 4 November lalu, Arab Saudi memberhentikan sejumlah menteri senior dan menangkap hampir selusin pangeran sebagai bagian dari penyelidikan oleh komite anti-korupsi yang baru.

Pemerintah memperlebar pembersihan tersebut dengan mengeluarkan daftar larangan terbang dan dilaporkan membekukan rekening bank yang terkait dengan Mohammed bin Nayef, pangeran mahkota Arab Saudi.

Yang dianggap dramatis adalah langkah terakhir dalam serangkaian tindakan Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk menegaskan kekuasaan atas negara tersebut dan para pemimpin sebelumnya.

Di tengah gejolak politik tersebut, Arab Saudi juga mengalami resesi setelah secara dalam dua kuartal berturut-turut, ekonomi negarar tersebut berkontraksi untuk pertama kalinya sejak 2009.

Negara ini telah meluncurkan program reformasi ekonomi yang ambisius, Saudi Vision 2030, yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan negara terhadap minyak.

(T.RA/S: Aljazeera)

leave a reply
Posting terakhir