Istanbul, SPNA - Presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan mengatakan bahwa Israel adalah negara penjajah teroris yang mencaplok wilayah Palestina sejak 1947.

Erdogan menambahkan bahwa Yerusalem adalah tempat persinggahan Nabi Muhammad di malam Isra’ Mi’raj, serta amanah dari Saidina Umar Bin Khattab.

Erdogan dalam pidato pembukaan proyek pembangunan di kota Sivas, Minggu (10/12/2017) menekankan,‘’Resolusi DK PBB nomor 478 pada tanggal 20 Agustus 1980 membatalkan deklarasi Israel bahwa Al-Quds ibukota Yahudi. Resolusi tersebut disahkan dengan persetujuan 14 negara DK PBB, ‘’ tambahnya.

Erdogan juga meyatakan bahwa Donald  Trump tidak berwenang mencabut resolusi PBB tersebut, yang menegaskan kembali ilegalitas pencaplokan wilayah secara paksa.

‘’Apakah Anda berhak membatalkan keputusan ini secara sepihak? Apakah Anda memiliki wewenang itu?’’ Tanyanya kepada Trump.

Erdogan menegaskan kembali bahwa Yerusalem adalah garis merah bagi umat Islam, dan Turki tidak akan membiarkan makar terhadap Yerusalem dalam bentuk apapun termasuk deklarasi Trump.

‘’Wahai Trump, wahai Netanyahu jika Anda bersikeras mengambil tindakan ini, maka kami   tidak akan jatuh kedalam lubang bersama kalian, karena kami umat Islam, lebih bermoral dan mulia dari kalian.’’

‘’Ketika dunia menutup pintu bagi orang-orang Yahudi yang diasingkan dari Spanyol, leluhur kami, Turki Usmani justru membuka pintu untuk mereka.’’

Rabu lalu, Presiden AS, Donald  Trump menetapkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan akan merelokasi kedutaannya.

Ketetapan Trump tidak hanya berlau bagi Yerusalem barat namun juga Yerusalem timur dimana langkah tersebut bertentangan dengan deklarasi PBB.

Deklarasi Trump menimbulkan gelombang protes di sejumlah Negara serta meningkatnya ancaman terhadap stabilitas Timur Tengah. (T.RS/S:AnadoluAgency)