Memasuki hari ke empat, gelombang demonstrasi masih meletus di Palestina

Jalur Gaza, SPNA - Selama empat hari berturut-turut demonstrasi terus bergejolak  di sejumlah wilayah Palestina dalam rangka menolak keputusan Donald Trump yang menetapkan Yerusalem .....

BY 4adminEdited Mon,11 Dec 2017,09:26 AM

Jalur Gaza, SPNA - Selama empat hari berturut-turut demonstrasi terus bergejolak  di sejumlah wilayah Palestina dalam rangka menolak keputusan Donald Trump yang menetapkan Yerusalem sebagai ibukota Israel serta relokasi kedutaan AS.

Di Jalur Gaza, pada hari Minggu pagi, (10/12/2017) sekelompok demonstran di kota Khan Younis dan Rafah melakukan aksi protes di kamp militer  pasukan Israel di perbatasan timur Gaza.

Sementara itu di Tepi Barat, demonstrasi disusul bentrok juga terjadi di wilayah Al-Khudari di Tulkarem. Gelombang protes  juga meletus di Betlehem, Hebron  dan Ramallah, Minggu pagi.

Di kamp pengungsi Al-Aroub, utara Khalil sebuah bentrok pecah antara pemuda setampat dengan pasukan pendudukan Israel yang menggunakan senjata api.

Setidaknya 26 warga Palestina, Minggu (10/12017) dilaporkan luka-luka akibat peluru panas dan peluru karet sebagian lainnya tersesak akibat gas air mata, seperti dilaporkan Bulan Sabit Merah.

Puluhan mahasiswa dilaporkan mengalami cedera pernapasan  setelah menghirup gas air mata yang ditembakkan oleh  pasukan Israel di halaman Universitas Teknik Palestina, cabang Aroub.

Surat kabar Palestina, Palsawa, melaporkan bahwa pasukan Israel menyerbu kampus universitas lalu menembakkan  puluhan gas airmata ke arah siswa.

Seorang juru bicara Kementerian Kesehatan Usama Najjar melaporkan,  jumlah korban luka-luka selama konfrontasi dengan pasukan Israel sejak deklarasi Presiden AS, mencapai lebih dari 1.250 orang, sementara 4 warga lainnya gugur. (T.RS/S:Palsawa)

leave a reply
Posting terakhir

Jalur Gaza Memasuki Gelombang Keempat Covid-19

Kementerian Kesehatan di Gaza, melalui Direktur Departemen Pengobatan dan Pencegahan, Dr. Magdi Duhair, mengumumkan sejumlah kasus infeksi baru varian Omicron yang dialami oleh penduduk yang tidak meninggalkan Jalur Gaza sama sekali, di mana sumber infeksinya juga tidak diketahui dari mana.