Paska deklarasi Trump, Presiden Palestina dan Mesir gelar sidang di Cairo

Ramallah, SPNA - Jurubicara pemerintah Palestina, Nabil Abu Radinah, Senin (11/12/12017) menyatakan bahwa Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan saudaranya, Abdul Fatah Fatah Al-Sisi .....

BY 4adminEdited Tue,12 Dec 2017,09:53 AM

Ramallah, SPNA - Jurubicara pemerintah Palestina, Nabil Abu Radinah, Senin (11/12/12017) menyatakan bahwa Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan saudaranya, Abdul Fatah Fatah Al-Sisi menggelar sidang penting yang membuahkan hasil positif serta mendukung Palestina, seperti biasa yang dilakukan Mesir.

Radinah, menabmbahkan dalam sidang yang digelar di Istana Persatuan, di Cairo, keduanya sepakat untuk terus berkonsultasi dan berkoordinasi pada tahap berikutnya. Radina juga menunjukkan bahwa Negara Arab akan mengambil tindakan serius demi mempertahankan hak-hak Palestina.

‘’Kami akan terus berkonsultasi dengan saudara-saudara kami dari Negara-negara Arab, terutama Mesir, Yordania, Arab Saudi dan seluruh negara Arab lainnya, demi  menghadapi bahaya paska deklarasi Donald Trump,’’ terangnya. 

Radinah memuji peran Mesir yang hingga saat ini masih mendukung kepentingan Palestina dan Presiden Mahmoud Abbas.

Sementara itu, Duta Besar Negara Palestina untuk Mesir dan Liga Arab, Diab Al-Louh mengatakan bahwa Abbas dan Al-Sisi memiliki kesamaan persepsi terkait tindakan yang akan diambil berikutnya. Hasil kunjungan tersebut mencerminkan semangat kerjasama antara kedua pemimpin tersebut.

Al-Louh juga memuji kontribusi Mesir terhadap rakyat Palestina, terutama di Jalur Gaza.

Rabu lalu Presiden AS Donald Trump, mendeklarasikan Yerusalem ibukota bagi Israel. Deklarasi tersebut mendapatkan respon negatif dari dunia Internasional. Media-media AS menyebutkan keputusan Trump telah mengubah koalisinya berbalik melawannya. 

Menanggapi deklarasi itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan Donald Trump tidak lagi pantas menjadi mediasi damai antara Palestina dan Israel, karena dengan deklarasi Trump tersebut maka  dia telah melanggar seluruh amanat Internasional. Deklarasi itu juga mendukung Israel untuk menerapkan sistem apartheid di Palestina serta membangun hunian ilegal di Yerusalem Timur yang telah dilarang oleh DK PBB akhir Desember 2016 lalu.

‘’Deklarasi Trump juga memberikan jalan bagi kelompok-kelompok ekstremis untuk menyeret Palestina dalam konflik dan perang tanpa henti,’’ tambahnya.

Sebelumnya Presiden Turki Recep Erdogan menegaskan akan memutuskan hubungan dengan Israel jika AS mendeklarasikan Yerusalem sebagai ibukota Yahudi.

Sementara itu Grand Syaikh Lembaga Sunni Al-Azhar Al-Syarif Syaikh Ahmad Tayyib menyatakan, ‘’Deklarasi AS terhadap Yerusalem sebagai ibukota Israel akan membuka gerbang neraka di barat sebelum di timur.’’

Syaikh Ahmad Tayyib bahkan menolak bertemu dengan Wapres AS, Mike Pence yang telah dijadwalkan sebelumnya, serta menyatakan bahwa Al-Azhar enggan duduk dengan pemalsu sejarah (AS). ‘’Bagaimana mungkin mereka  dapat memberikan sesuatu yang tidak mereka miliki kepada mereka yang tidak berhak, ‘’ sindirinya terhadap deklarasi Trump. (T.RS/S:Maannews)

 

leave a reply
Posting terakhir