Wapres AS akan kunjungi Mesir dan Israel Selasa

Betlehem, SPNA - Wakil Presiden AS Mike Pence, dijadwalkan  akan memulai kunjungannya ke Timur Tengah pada hari Selasa, (19/12/2017).

BY 4adminEdited Mon,18 Dec 2017,09:18 AM

Betlehem, SPNA - Wakil Presiden AS Mike Pence, dijadwalkan  akan memulai kunjungannya ke Timur Tengah pada hari Selasa, (19/12/2017).

Kunjungan tersebut adalah yang pertama pejabat senior AS pasca keputusan Washington yang menetapkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Kunjungan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kerjasama AS dan Israel serta memperkuat hubungan AS dengan dunia Arab setelah Presiden Donald Trump menetapkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Mike Pence dijadwalkan meninggalkan Washington pada hari Selasa dan tiba di Cairo Rabu untuk bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi.  Selain itu dia juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden Reuven Rivlin lalu menyampaikan pidato di parlemen Israel,  Knesset serta mengunjungi Tembok Ratapan di Yerusalem.

Pence juga berencana untuk menyoroti penderitaan minoritas Kristen selama turnya, namun  baik warga Kristen Palestina atau petinggi dari Gereja Ortodoks Koptik menolak menemuinya sebagai tanggapan atas keputusan sepihak AS tersebut.

Dia juga dijadwalkan  akan meninggalkan Israel pada hari Jumat menuju Jerman untuk mengunjungi tentara AS dalam perjalanan pulang  ke Washington.

Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang menolak bertemu wapres AS tersebut mengatakan bahwa Amerika Serikat telah meninggalkan tanggung jawabnya sebagai perantara dalam proses perdamaian.

Sebelumnya Presiden AS Donald Trump, Rabu (06/12/2017) menetapkan secara resmi bahwa seluruh wilayah Yerusalem adalah ibukota bagi Israel serta akan merelokasi kedubesnya ke kota suci tersebut.

Selain itu Keputusan Trump juga mendapatkan respon negatif dari organisasi Yahudi ‘’Neturei Karta’’ yang menyatakan bahwa zionis bukan bagian dari Yahudi.

Berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB (DK PBB) nomor 478 pada tanggal 20 Agustus 1980 , deklarasi Israel bahwa Al-Quds ibukota Yahudi adalah ilegal. Resolusi tersebut disahkan dengan persetujuan 14 negara DK PBB.

Tahun 2016 lalu UNESCO juga menetapkan  bahwa Yerusalem adalah hak warga Palestina dan Israel tidak memiliki hubungan  apapun dengan kota suci tersebut. 

Selain itu tokoh agama Mesir, termasuk Grand Syaikh Al-Azhar Syaikh Ahmad Tayyib dan Pemimpin gereja Ortodoks Mesir menolak bertemu dengan wapres AS tersebut.

Syaikh Ahmad Tayyip dalam pernyataannya mengatakan bahwa Al-Azhar menolak bertemu dengan para pemalsu sejarah (AS) serta menuntut Donald Trump membatalkan keputusan sepihak tersebut. (T.RS/S:Maannews)

leave a reply
Posting terakhir