Tel Aviv, SPNA - Kepada CNN, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membahas mengenai pengakuan Presiden Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan mengkonfirmasi bahwa negara lain akan melakukan hal yang sama.

Netanyahu mengatakan bahwa hanya Israel yang punya hak untuk menentukan ibu kotanya, bukan ke PBB, Inggris, Italia atau Prancis. Ikatan antara Amerika Serikat dan Israel menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

Sejarah telah dibuat, Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

“Terima kasih Amerika,” tutur Netanyahu, karena telah membuat keputusan yang tepat dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Trump adalah presiden Amerika pertama yang memenuhi janjinya untuk memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Presiden Prancis, oleh Netanyahu pun, dituding menikam Israel dari belakang guna menyenangkan dunia Muslim. Emmanuel Macron mengatakan bahwa ia khawatir tentang A.S. yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu kota Israel dan mengatakan bahwa "hal itu akan menyakiti perasaan Muslim dan proses perdamaian."

Tiga tahun lalu, tidak ada orang di Prancis yang peduli dengan "proses perdamaian" ketika Senat Prancis mengeluarkan resolusi untuk mengakui negara Palestina. Tapi sekarang setelah Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, Prancis meneriakkan "Islamofobia."

Netanyahu mengatakan, “Tidak ada kebebasan beragama di negara Muslim mana pun, Israel adalah satu-satunya negara demokratis yang bebas di seluruh Timur Tengah. Hanya Israel yang bisa melestarikan Tempat-Tempat Suci di Yerusalem untuk semua agama (tidak hanya Islam).”

“Dunia Barat harus mendukung Israel dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.... Yerusalem adalah ibu kota Israel, bukan Palestina...” katanya.

(T.RA/S: Free Speech Time)