Israel adalah penyebab 'eksodus orang-orang Kristen’ dari Palestina

Studi terbaru menyebutkan, pendudukan Israel di Palestina merupakan faktor utama terjadinya eksodus orang-orang Kristen Palestina dari wilayah tersebut.

BY 4adminEdited Thu,28 Dec 2017,10:32 AM

Aljazeera - Beit Jala

Beit Jala, Palestina, SPNA - Studi terbaru menyebutkan, pendudukan Israel di Palestina merupakan faktor utama terjadinya eksodus orang-orang Kristen Palestina dari wilayah tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Dar al-Kalima di kota Beit Jala di Tepi Barat tersebut menyimpulkan bahwa hanya sebagian kecil orang Kristen yang telah meninggalkan Palestina atas alasan kekhawatiran konservatisme kaum Muslim di sana.

Para peneliti, dalam studi tersebut, mewawancarai lebih dari seribu orang, kira-kira separuh dari penganut Kristen dan separuhnya adalah Muslim.

"Tekanan pendudukan Israel, hambatan yang terus berlanjut, kebijakan yang diskriminatif, penangkapan yang sewenang-wenang, penyitaan lahan telah meningkatkan rasa putus asa secara umum di kalangan orang-orang Kristen Palestina," ungkap studi tersebut.

Kondisi ini telah menempatkan orang-orang Kristen Palestina dalam "kondisi putus asa, di mana tidak ada masa depan bagi keturunan mereka atau untuk diri mereka sendiri," tambah laporan tersebut.

Di Yerusalem dan Betlehem, tempat kelahiran Kristen tradisional, jumlah orang-orang Kristen Palestina menurun dengan cepat akibat kondisi politik dan ekonomi saat ini.

"Identitas Palestina perlu disorot dan ditekankan," Sabella menambahkan.

Studi tersebut juga menemukan bahwa 50 persen orang Kristen yang diwawancarai dan 54 persen Muslim optimis bahwa situasi mereka pada akhirnya akan membaik dan mengaitkan optimisme mereka dengan keyakinan bahwa Tuhan ada di pihak mereka.

"Temuan ini mencerminkan ketaatan rakyat Palestina," kata Varsen Aghabekian, seorang penulis penelitian lainnya.

Hanya dua persen orang Kristen yang pesimis terhadap "ekstremisme religius", sementara persentase di antara rekan-rekan Muslim mereka dua kali dari jumlah tersebut.

Bernard Sabella, anggota Dewan Legislatif Palestina dan salah satu penulis studi tersebut, mengatakan, "Ketakutan tersebut bukanlah pada akan hilangnya orang Kristen, namun lebih pada kehilangan kehilangan tempat tinggal mereka di masyarakat".

Ia menekankan bahwa konflik dengan Israel dan kurangnya solusi politik untuk pendudukan wilayah Palestina menjadi penyebab utama berkurangnya jumlah orang Kristen Palestina.

Mayoritas orang Kristen dan Muslim mengatakan bahwa konflik politik dengan Israel membuat mereka merasa tidak aman.

"Bisa saya katakan pasti bahwa migrasi (orang Kristen Palestina) tidak pernah disebabkan oleh penganiayaan agama," kata Aghabekian.

Migrasi Kristen keluar dari Palestina dimulai pada periode Ottoman dan yang menjadi alasan utamanya adalah mencari peluang ekonomi di Amerika Utara dan Latin.

Namun, migrasi yang terjadi baru-baru erat kaitannya dengan ketidakstabilan regional dan konflik dengan Israel, ungkap penelitian tersebut.

Antara tahun 1860 dan 1914, umat Kristen Palestina berjumlah sekitar 11 persen dari populasi Palestina yang berjumlah 350.000 orang.

Menjelang Perang Dunia I, penduduk Palestina mencapai 616.000 orang, dimana 69.000 adalah orang Kristen.

Saat ini, orang-orang Kristen Palestina di semua wilayah historis Palestina, termasuk Israel, Tepi Barat dan Gaza hanya berjumlah 1,7 persen dari populasi Palestina yang berjumlah enam juta jiwa.

Iskandar El Hinn, seorang Kristen Palestina yang keluarganya melarikan diri dari Jaffa ke Ramallah ketika Israel didirikan pada tahun 1948, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia tidak pernah berpikir untuk meninggalkan Palestina.

Sebagai gantinya, dia mengatakan bahwa dia mendorong anak-anak dan cucunya untuk tetap teguh dan berpegang di tanah mereka.

"Sebagai orang Palestina, saya tinggal dimana saya berada, kemanapun saya pergi di sinilah Palestina bagi saya dan Yerusalem adalah ibu kotanya," katanya.

"Kami telah tinggal di sini selama ribuan tahun, tidak ada yang bisa membawa kami pergi dari sini."

(T.RA/S: Aljazeera)

leave a reply
Posting terakhir

Komite Islam-Kristen Peringatkan Dampak Serangan terhadap Situs Kristen

Komite mengindikasikan bahwa rencana tersebut bertepatan dengan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dilakukan oleh asosiasi permukiman dengan dukungan pemerintah otoritas pendudukan Israel, kantor peradilan, dan keamanan yang bertujuan untuk merampas tanah dan bangunan Palestina di Sheikh Jarrah, Silwan, Bab Al-Khalil, Kota Tua, dan berbagai distrik lainnya di Yerusalem.