Partai berdaulat Israel berusaha mengambil alih Tepi Barat dan merebut tanah Palestina

Yerusalem, SPNA - Sebuah langkah radikal terbaru diambil oleh Zionis garis keras dalam Partai Likud tersebut yang bisa membuka peluang bagi pemerintah Israel untuk mencaplok semua wilayah Tepi Barat .....

BY 4adminEdited Tue,02 Jan 2018,11:43 AM

Yerusalem, SPNA - Sebuah langkah radikal terbaru diambil oleh Zionis garis keras dalam Partai Likud tersebut yang bisa membuka peluang bagi pemerintah Israel untuk mencaplok semua wilayah Tepi Barat yang diduduki, yang menggabungkan sebagian besar wilayah Palestina yang bersejarah ke dalam 'negara' Israel.

Komite sentral partai sayap kanan tersebut pada hari Ahad (31/01/2017) memilih sebuah resolusi yang mendesak anggota parlemen Likud untuk mendesak penggabungan wilayah-wilayah yang sudah dipegang secara ilegal.

Pemungutan suara yang dilaksanakan oleh komite pengambilan keputusan partai juga meminta anggota parlemennya "untuk menyebarkan kedaulatan Israel atas Yudea dan Samaria (Tepi Barat)," istilah-istilah Bibel digunakan oleh pemukim radikal Yahudi menyebut wilayah Palestina yang diduduki.

"Ini adalah peristiwa bersejarah yang telah kami tunggu-tunggu," kata ekstremis partai Likud, Natan Engelsman kepada Focus Information Agency.

"Jika presiden Amerika Serikat percaya bahwa Yerusalem adalah milik kami, tidak ada alasan bagi partai sayap kanan dan koalisi untuk tidak melakukannya. Penting bagi kami untuk menunjukkan kepada Trump apa yang diinginkan partai yang berkuasa di Israel, dan karena ia mencintai orang Yahudi, cepat atau lambat, dia akan sampai pada kesimpulan yang sama, "tambah aktivis tersebut.

Netanyahu, salah satu anggota komite pusat, tidak hadir untuk pemungutan suara.

Sementara itu, perdana menteri mengklaim bahwa ia masih mendukung "solusi dua negara" dengan rakyat Palestina dan mendorong perluasan permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki, sebuah tindakan yang ilegal bahkan di pengadilan negara Israel sekalipun.

Menurut Pusat Penelitian Tanah Palestina, dalam tahun 2017, pemerintah Israel secara ilegal telah merebut sekitar 2.500 hektar tanah Palestina, menghancurkan 500 bangunan dan membangun delapan unit permukiman Yahudi baru. Langkah ekspansionis juga menyebabkan terjadinya 900 insiden kekerasan Israel, termasuk serangan oleh pasukan keamanan Israel di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur.

Aktivitas permukiman juga meningkat tiga kali lipat pada tahun 2017 dibandingkan tahun sebelumnya: pada 2015, 1.982 rumah dibangun untuk pemukim; pada tahun 2016, 2.627; dan pada tahun 2017, sekitar 6.500 rumah dibangun.

(T.RA/S: Telesurtv)

leave a reply