Organisasi amal Gaza menyerukan masyarakat Internasional menyelamatkan Gaza dari krisis

Jaur Gaza, SPNA - Ketua Organisasi Amal Jalur Gaza, Ahmad Al-Kurd  meminta Otoritas Palestina dan masyarakat internasional agar untuk membantu menyelesaikan krisis ....

BY 4adminEdited Sat,27 Jan 2018,10:18 AM

Jaur Gaza, SPNA - Ketua Organisasi Amal Jalur Gaza, Ahmad Al-Kurd  meminta Otoritas Palestina dan masyarakat internasional agar untuk membantu menyelesaikan krisis di Gaza serta meminta pemerintah Mesir agar membuka penyeberangan Rafah.

Dalam konferensi pers yang diselenggarakan oleh Organisasi Amal Gaza, Kamis (25/01/2017), Al-Kurdi meminta institusi, asosiasi dan aktivis kemanusiaan Arab, Islam dan internasional untuk menyelematkan Gaza dari krisis kemanusiaan.

Ia juga meminta UNRWA agar terus membantu para pengungsi di Jalur Gaza meskipun AS menghentikan bantuan 48 juta dolar AS untuk UNRWA.

Kurdi juga menuntut  media internasional untuk meliput kampanye ‘’Save Gaza’’ serta menjelaskan penderitaan warga Gaza.

Sejak 11 tahun lalu Jalur Gaza hidup dibawah blokade Israel dimana jumlah penduduknya berada diatas 2 juta dengan  wilayah seluas 365 kilometer persegi. Hal ini membuat Gaza menjadi wilayah terpadat di dunia.

Selain itu tingkat kemiskinan di Gaza mencapai  80% dimana  tingkat pengangguran mencapai 50%, setengahnya merupakan remaja dan lulusan universitas.

Awal Desember lalu, Presiden AS Donald Trump menetapkan secara resmi bahwa seluruh wilayah Al-Quds ibukota bagi Israel dan akan merelokasi kedubesnya ke kota suci tersebut dimana hal ini membuat hubungan Palestina dan AS tegang.

AS juga menawari Pemerintah Palestina untuk menjadikan Abu Dis Ibukota Negara  dan menyerahkan Al-Quds untuk Israel dimana hal ini ditentang oleh pemerintah Palestina.

Langkah AS tersebut ditentang oleh Majelis Umum PBB, Kamis (21/12/2017) yang menetapkan sebuah resolusi menentang keputusan Donald Trump dengan dukungan 128 negara. PBB menyatakan bahwa status Al-Quds harus diselesaikan melalui perundingan langsung antara Palestina dan Israel, sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB terkait.

Senin lalu (15/1/2017)  Dewan Pusat Palestina mengumumkan, bahwa Palestina  akan menangguhkan pengakuan terhadap kedaulatan Israel sampai Israel mengakui kedaulatan Palestina di perbatasan 1967 serta menghentikan  pendudukan terhadap Yerusalem Timur dan permukiman ilegal.

Abbas juga menolak menjadikan AS mediasi perundingan damai dengan Israel, serta menuduh Israel telah melanggar perjanjian perdamian Oslo tahun 1993, Akibatnya AS mengancam memutuskan bantuan kemanusiaan kepada Palestina selama Palestina.

Sebelumnya UNRWA melakukan kampanye global untuk mengumpulkan dana sebesar 500 Juta Dolar AS guna mendukung pengungsi Palestina, dengan hastag #DignityIsPriceless.

Abdel Hamid Akkila

leave a reply
Posting terakhir