Beirut, SPNA - Warga Ghouta Timur Suriah mengatakan bahwa mereka menunggu di barisan kematian menyusul serangan roket dan mortir di kota tersebut.

Berdasarkan laporan Lembaga Hak Asasi Manusia yang dilansir Maannews, Rabu (21/02/2018) mengatakan bahwa setidaknya 310 warga gugur di wilayah tersebut selama tiga hari terakhir, sementara 1.550 lainnya luka-luka.

Serangan terhadap Ghouta sejak hari minggu adalah salah satu serangan terbesar dalam perang sipil Suriah yang akan memasuki tahun kedelapan.

Bilal Abu Salah, seorang penduduk berusia 22 tahun mengatakan: ‘’Kami akan mati. Hanya ini yang dapat saya katakan. ‘’

Ghouta timur, adalah wilayah pertanian yang padat penduduk di pinggiran kota Damaskus, serta merupakan wilayah terakhir yang dikuasai oposisi. Wilayah ini juga merupakan salah satu wilayah  ‘’ de-escalate the tension’’ yang disepakati antara pemerintah Suriah dengan oposisi yang di mediasi oleh Turki, Rusia dan Iran di ibukota Kazakhstan, Astana, pada tahun 2017 lalu.

(T.RS/S:Maannews)