11.000 warga Gaza membutuhkan bantuan untuk membangun rumah mereka yang hancur dalam perang

Jalur Gaza, SPNA - Ketua Asosiasi Pengusaha Palestina dalam konferensi pers, Senin (05/03/2018) ....

BY 4adminEdited Tue,06 Mar 2018,09:49 AM

Jalur Gaza, SPNA - Ketua Asosiasi Pengusaha Palestina dalam konferensi pers, Senin (05/03/2018) mengatakan bahwa sekitar 11.000 warga Gaza membutuhkan suplai bahan rekonstruksi untuk pembangunan rumah mereka yang hancur dalam perang 2014.

Hal ini disampaikan bersamaan dengan gagalnya program GRM untuk merekonstruksi Jalur Gaza. ‘’Dari 1192 proyek berskala besar yang terdaftar dalam program GRM, hanya 295 yang berhasil di laksanakan hingga saat ini,  ‘’ terang Al-Hayek seperti dilansir Qudsnews.

Al-Hayek menambahkan bahwa jumlah semen yang dibutuhkan untuk membangun kembali rumah warga yang hancur sekitar seperempat juta ton semen.

Dia juga menuntut PBB untuk menyelamatkan Jalur Gaza dari bencana kemanusiaan dan ekonomi yang menyebar ke seluruh lini serta membatalkan program GRM dan membuka penyebrangan bagi truk barang.

Ia juga menyerukan agar PBB memulai proyek rekonstruksi untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran di Gaza yang mencapai angka 340.000 jiwa.

Sebelumnya Sekjen PBB Antonio Guterrez dalam sidang Komite HAM Palestina di PBB, Senin (05/02/2018) memperingatkan bahwa Gaza akan menjadi wilayah tak layak huni pada tahun 2020.

 ‘’Situasi kemanusiaan dan ekonomi di Jalur Gaza masih sangat buruk, PBB memperkirakan Gaza akan menjadi wilayah tak layak huni pada tahun 2020 jika tindakan nyata tidak segera diambil untuk memperbaiki layanan dan infrastruktur di wilayah tersebut,’’ terangnya. 

‘’Krisis di Gaza disebabkan blokade oleh Israel. Akibatnya sekitar 2 juta warga Gaza tinggal di bangunan-bangunan roboh dengan listrik yang tidak memadai dan kemerosotan ekonomi serta air yang tercemar. ‘’

‘’Blokade yang diberlakukan Israel sejak 13 tahun lalu telah melumpuhkan kehidupan di Gaza. Menurut statistik resmi terbaru, angka kemiskinan di Gaza mencapai sekitar 80%, sementara tingkat pengangguran mencapai 50%.’’

Bulan lalu, Pemerintah AS yang dipimpin Donald Trump membekukan  65 juta Dolar dari  125 juta Dolar anggaran bantuan AS untuk  UNRWA.

Situasi ini membuat keuangan UNRWA yang bertugas membantu pengungsi Palestina terancam.

(T.RS/S:Qudsnews)

leave a reply
Posting terakhir