Nablus, SPNA - Seorang warga Palestina gugur ditembak prajurit Israel dalam bentrokan di desa Ourif, selatan Nablus, Sabtu (10/03/2018)
Sejumlah surat kabar Palestina meaporkan bahwa dua lainnya menderita luka tembak.
Juru bicara Bulan Sabit Merah di Nablus, Ahmed Jibril mengatakan warga yang gugur tersebut bernama Amir Umar Ibrahim Syahada (23 tahun). Ia wafat setelah ditembak di bagian dada oleh pasukan Israel.
Jibril menambahkan bahwa pasukan Israel menahan mobil ambulans di pos pemeriksaan Huwwara, sebelah selatan Nablus serta melarang tim medis memasuki lokasi bentrok.
Bentrok tersebut dipicu setelah sekelompok ekstrimis Yahudi yang tinggal di permukiman Atsear, Nablus menyerbu wilayah timur Ourif yang kemudian disusul dengan intervensi pasukan Israel.
Jum’at kemarin juga dilaporkan bahwa seorang warga Palestina gugur dan 86 cedera dalam bentrokan dengan pasukan Israel (IDF) di sejumlah wilayah di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki.
Pusat Penelitian Abdullah Al-Haurani dalam laporan bulanannya mengatakan bahwa selama bulan Februari, 9 warga Palestina gugur akibat kebrutalan pasukan Israel sementara puluhan lainnya menderita luka-luka di sejumlah wilayah di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Israel juga menahan 420 warga Palestina dalam demonstrasi dan bentrok di sejumlah wilayah Tepi Barat, Yerusalem dan Jalur Gaza bulan lalu dimana diantara tahanan adalah anak-anak dibawah umur.
Awal Desember lalu, Presiden AS Donald Trump menetapkan secara resmi bahwa seluruh wilayah Al-Quds adalah ibukota bagi Israel dan akan merelokasi kedubesnya ke kota suci tersebut dimana hal ini membuat hubungan Palestina dan AS tegang.
Langkah AS tersebut ditentang oleh Majelis Umum PBB, Kamis (21/12/2017) yang menetapkan sebuah resolusi menentang keputusan Donald Trump dengan dukungan 128 negara. PBB menyatakan bahwa status Al-Quds harus diselesaikan melalui perundingan langsung antara Palestina dan Israel, sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB terkait.
Senin (15/1/2017) Dewan Pusat Palestina mengumumkan, bahwa Palestina akan menangguhkan pengakuan terhadap kedaulatan Israel sampai Israel mengakui kedaulatan Palestina di perbatasan 1967 serta menghentikan pendudukan terhadap Yerusalem Timur dan permukiman ilegal.
Abbas juga menolak menjadikan AS mediasi perundingan damai dengan Israel, serta menganggap peran AS dalam perundingan damai Palestina telah berakhir, Akibatnya AS mengancam memutuskan bantuan kemanusiaan kepada Palestina.
Jum’at lau, (23/02/2018) Menteri Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan bahwa AS akan meresmikan kedutaan baru di Yerusalem pada bulan Mei mendatang bersamaan dengan peringatan 70 tahun kemerdekaan Israel, seperti dilansir Reuters.
Setiap Jumat, warga Palestina di sejumlah wilayah menggelar demonstrasi menentang pembangunan dinding pemisah. Demonstrasi tersebut meningkat setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan Al-Quds ibukota bagi Israel pada tanggal 6 Desember 2017 lalu.
(T.RS/S:RtArabic)