Dinas intelijen Israel prihatin akan eskalasi bentrokan dengan warga Palestina

Al-Quds, SPNA - Menteri Urusan Militer Israel Avigdor Lieberman mengatakan dalam sebuah wawancara, Sabtu (17/03/2018), dengan televisi Israel bahwa situasi keamanan di wilayah pendudukan itu rumit dan berbahaya.

BY 4adminEdited Tue,20 Mar 2018,09:58 AM

Al-Quds, SPNA - Menteri Urusan Militer Israel Avigdor Lieberman mengatakan dalam sebuah wawancara, Sabtu (17/03/2018), dengan televisi Israel bahwa situasi keamanan di wilayah pendudukan itu rumit dan berbahaya.

"Layanan keamanan Israel prihatin tentang kejatuhan dari pengumuman Donald Trump tentang Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibu kota baru Israel dalam beberapa hari mendatang," kata Lieberman.

Ketika warga Palestina melakukan protes pada "Hari Bumi" dan Israel, dalam peringatan 70 'negara' tersebut, Amerika Serikat memutuskan untuk secara resmi memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Al-Quds.

Sementara itu, intelijen Israel memperingatkan kemungkinan eskalasi di Tepi Barat saat demonstrasi oleh warga Palestina terhadap keputusan Trump. Berbagai daerah di Tepi Barat telah menjadi tempat kemartiran warga Palestina dalam beberapa bulan terakhir, di mana yang terakhir mengakibatkan kematian dua tentara Israel di Jenin.

Lieberman juga mengatakan, “Kami tidak akan duduk diam dan layanan keamanan kami akan tepat waktu. Namun, saya ulangi: situasinya sulit."

Ia juga mengklaim bahwa kepala Otoritas Otonomi Palestina Mahmoud Abbas adalah sumber konfrontasi baru antara Hamas dan Israel.

"Keputusan Mahmoud Abbas untuk menangguhkan pembayaran dari anggaran Jalur Gaza, termasuk biaya listrik dari layanan medis dan air, akan mengarah ke bentrokan bersenjata lebih lanjut antara Israel dan faksi Palestina tersebut," ungkap menteri Israel tersebut.

Menurut The Times of Israel, pemotongan anggaran dua bulan lalu oleh badan bantuan Palestina yang diputuskan oleh Amerika Serikat adalah sumber penangguhan pembayaran biaya energi di Jalur Gaza.

(T.RA/S: Voice of People Today)

leave a reply
Posting terakhir

Uni Eropa Prihatin dengan Perampasan Aset Gereja di Yerusalem

“Upaya kelompok pemukim (Yahudi) untuk merebut properti Kristen di Kota Tua Yerusalem harus dihentikan karena mereka membahayakan warisan dan tradisi komunitas Kristen. Upaya ini merupakan ancaman bagi koeksistensi damai dari tiga agama monoteistik di Yerusalem, yang mengganggu keseimbangan kuat di antara agama ini,” sebut kepala misi negara-negara Uni Eropa.