Wakil Menteri Israel: Caplok Tepi Barat dan cabut hak pilih warga Palestina

Tepi Barat, SPNA - Wakil menteri pertahanan Israel, Rabbi Eli Ben-Dahan, mengklaim bahwa Israel dapat mencaplok seluruh wilayah Tepi Barat yang diduduki, tanpa memberikan hak kepada warga Palestinanya untuk memilih.

BY 4adminEdited Thu,29 Mar 2018,08:46 AM

Tepi Barat, SPNA - Wakil menteri pertahanan Israel, Rabbi Eli Ben-Dahan, mengklaim bahwa Israel dapat mencaplok seluruh wilayah Tepi Barat yang diduduki, tanpa memberikan hak kepada warga Palestinanya untuk memilih.

Ben-Dahan menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara dengan saluran berita pro-pemukim Arutz Sheva, dan khususnya, membahas masalah demografi antara Sungai Yordan dan Laut Mediterania.

"Hal yang jelas dan absolut adalah bahwa kami berada di sini di Tanah Israel dan kami tidak takut akan adanya upaya untuk menakut-nakuti kami", katanya. “Mereka ingin menakut-nakuti kami, mungkin agar kami tidak menjadi mayoritas, sehingga kami harus meninggalkan Judea dan Samaria (Tepi Barat). Ini adalah kesalahan besar."

Ben-Dahan menambahkan "masalah utama" adalah bahwa "kami berada di Yudea dan Samaria karena ini adalah tanah kami, dan kami (akan tetap) di sini sehingga kami tidak akan pernah meninggalkannya".

"Kedaulatan (pencaplokan resmi) harus diterapkan di Yudea dan Samaria sesegera mungkin", lanjutnya.

Namun bahkan dalam kasus aneksasi formal, wakil menteri itu melanjutkan, tidak akan ada kebutuhan bagi orang Palestina untuk memiliki hak memilih dalam pemilihan Israel.

“Bahkan jika kami menerapkan hukum Israel di Yudea dan Samaria, hak sipil penuh tidak hanya diberikan, dan tentu saja tidak pada hari pertama. Kami harus menunggu beberapa tahun seperti kebiasaan di setiap negara,” katanya.

Secara terpisah, seorang pemimpin pemukim senior membuat pernyataan serupa di televisi Israel.

Yigal Dilmoni, wakil CEO badan pengaturan Yesha Council, mengatakan kepada Channel 10 bahwa Israel dapat menyangkal hak warga Palestina untuk memilih, bahkan meskipun mereka adalah mayoritas.

"Saya benar-benar percaya bahwa hak kami atas Tanah Israel berlaku benar atau tidak (ada mayoritas)", Dilmoni mengatakan, “Sama seperti ketika Ben-Gurion mendirikan negara dan terdapat 600.000 orang (Yahudi) yang menghadapi satu setengah hingga dua juta orang Arab”.

Dia melanjutkan,“Hak kami atas tanah Israel kuat dan hadir saat itu. Dan itu ada sekarang juga ... Oleh karena itu, mayoritas tidak dimaksudkan untuk menjadi faktor penentu dalam pengambilan keputusan kami."

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir