New York, SPNA - Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat di Gaza pada Jumat malam, setelah para pejabat Palestina mengatakan 16 warga Palestina gugur dan lebih dari 1.400 lainnya terluka dalam bentrokan mematikan dengan pasukan Israel selama protes di perbatasan yang berlangsung secara besar-besaran.
Pertemuan, yang diadakan atas permintaan Kuwait, dimulai pada pukul 6:30 sore waktu New York, seorang diplomat mengatakan. Itu harus diadakan secara tertutup, yang berarti perwakilan Israel dan Palestina tidak akan hadir.
Langkah itu muncul ketika Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa dia telah meminta PBB untuk segera bekerja untuk memberikan perlindungan terhadap warga Palestina yang “tak berdaya”.
Bentrokan pada Jumat adalah yang paling mematikan dalam konflik Israel-Palestina sejak Perang Gaza 2014. Pasukan Israel menggunakan peluru tajam, peluru karet, dan gas air mata untuk menjaga ribuan warga Gaza agar tidak mencoba mendekati pagar perbatasan. Militer mengklaim bahwa para pengunjuk rasa melemparkan bom dan batu ke arah tentara, serta menggulingkan ban yang terbakar ke arah mereka.
Israel dikutuk oleh dunia Muslim atas kekerasan dan menggunakan "kekuatan yang tidak proporsional" terhadap para pemrotes Palestina.
"Kami mengecam keras penggunaan kekuatan tidak proporsional yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina selama protes damai hari ini (Jumat) di Gaza," kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.
Para pemimpin Gaza telah bersumpah bahwa protes Jumat hanyalah awal dari kampanye baru melawan Israel. Pemimpin Hamas Yahya Sinwar mengatakan demonstrasi akan terus berlanjut hingga tidak ada lagi perbatasan. Protes diperkirakan akan mencapai puncaknya dengan berbaris “melalui” pagar perbatasan pada 15 Mei.
(T.RA/S: Times of Israel)
