Utusan AS terlibat dalam ritual Yahudi di kompleks Al-Aqsa

Yerusalem, SPNA - Duta Besar AS untuk Israel David Friedman, Senin (02/04/2018), mengambil bagian dalam ritual agama Yahudi yang dilakukan ...

BY 4adminEdited Tue,03 Apr 2018,10:35 AM

Yerusalem, SPNA - Duta Besar AS untuk Israel David Friedman, Senin (02/04/2018), mengambil bagian dalam ritual agama Yahudi yang dilakukan di Dinding Al-Buraq (yang oleh orang Yahudi disebut oleh sebagai "Tembok Barat") di kompleks Masjid Al-Aqsa Yerusalem Timur.

Menurut radio Israel, Friedman berpartisipasi dalam pembacaan doa Yahudi tahunan yang dikenal sebagai "Birkat Kohanima".

Bagi Muslim, Al-Aqsa dianggap sebagai tempat tersuci ketiga di dunia setelah Mekah dan Madinah. Orang Yahudi, untuk bagian mereka, mengklaim daerah itu adalah situs dari dua kuil Yahudi terkemuka di zaman kuno.

Otoritas Israel dengan tegas mengontrol daerah dekat tembok, tempat orang Yahudi melakukan ibadah setiap hari. Sementara Muslim, bagaimanapun, dilarang berada di daerah tersebut.

Mantan pengacara terkenal karena membuat komentar yang membara dan berpandangan yang bertentangan dengan kebijakan AS yang lama berlaku di Israel dan Palestina. Ia menyebut mantan Presiden AS Barack Obama seorang anti-Semit dan menggambarkan kaum Yahudi Liberal sebagai kolaborator Nazi.

Friedman yang berusia 57 tahun mengatakan, Amerika Serikat tidak boleh memaksakan solusi apapun pada Israel dan bahwa negara binasional tidak akan menjadi tragedi. Ia telah menantang pandangan luas bahwa aktivitas permukiman Israel adalah ilegal dan menentang larangan aktivitas konstruksi di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur.

Tindakannya datang ini terjadi saat warga Gaza berduka atas kematian 18 warga sipil Palestina yang tidak bersenjata yang ditembak dan dibunuh oleh penembak jitu Israel ketika mereka berpartisipasi dalam Great March of Return, di mana ribuan lainnya terluka.

(T.RA/S: Palestine Chronicle)

leave a reply
Posting terakhir

Bahaya, Israel Izinkan Yahudi Lakukan Ritual Ibadah di Kompleks Al-Aqsha

Di bawah ketentuan perjanjian antara pihak Yordania dan Israel, yang ditengahi oleh mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, pada tahun 2015, menurut “status quo” di Yerusalem, hanya muslim yang diizinkan untuk melakukan shalat di kompleks Al-Aqsha, sementara non-muslim hanya bisa mengunjungi tempat tersebut tanpa berdoa atau melakukan ibadah shalat di dalamnya.