Seorang wartawan Palestina gugur ditembak ‘sniper’ Israel

Gaza, SPNA - Seorang wartawan dan fotografer Palestina gugur setelah ditembak sniper Israel, Jumat (06/04/2018), saat meliput aksi The Great March of Return dekat perbatasan timur Gaza.

BY 4adminEdited Sat,07 Apr 2018,11:01 AM

Gaza, SPNA - Seorang wartawan dan fotografer Palestina gugur setelah ditembak sniper Israel, Jumat (06/04/2018), saat meliput aksi The Great March of Return dekat perbatasan timur Gaza.

Meskipun ia mengenakan rompi bertuliskan 'PRESS', Yaser Murtaja, salah satu pendiri perusahaan produksi Ain Media, ditembak di bagian perut oleh penembak jitu Israel yang bertengger di puncak bukit di perbatasan Gaza. Ia terluka parah dan sumber-sumber lokal kemudian mengkonfirmasi bahwa Yaser meninggal di rumah sakit.

Ain Media, yang terdiri dari beberapa media profesional Palestina, telah meliput peristiwa yang terjadi di dekat perbatasan Gaza dengan Israel sejak Jumat lalu. sebelumnya, tim media ini telah menghasilkan karya untuk Dokumenter Al Jazeera, BBC Arab, VICE, Alaraby TV, UNICEF, UNRWA dan Oxfam dan yang lainnya. Ia belum lama ini dikontrak untuk media Middle East Monitor (MEMO).

Dalam sebuah wawancara dengan MEMO awal bulan ini, Yaser mengatakan bahwa keinginannya untuk membuat peliputan dan fotografi didorong oleh peristiwa yang terjadi di Jalur Gaza dan ia ingin membantu menjelaskan realitas kehidupan di Gaza dan nasib warganya di bawah pendudukan dan blokade.

Setidaknya 23 warga Palestina telah terbunuh oleh pasukan Israel di Gaza dan lebih dari 1.500 lainnya terluka selama aksi Great March Return, demonstrasi enam minggu dan aksi yang dimulai sejak Jumat lalu untuk memperingati Hari Tanah Palestina dan menyerukan penerapan Hak Pengembalian (atas tanah mereka yang dirampas oleh Israel).

Warga Palestina berkumpul di dekat perbatasan timur Gaza untuk terlibat dalam aksi 'The Great March of Return'

Demonstran menuntut agar para pengungsi Palestina diberikan hak mereka untuk kembali ke kota dan desa mereka di Palestina yang bersejarah, tempat di mana mereka sebelumnya diusir yang kemudian mejadi jalan terbentuknya 'negara' Israel pada tahun 1948.

Menjelang demonstrasi massal pekan lalu, Israel mengerahkan ribuan pasukan di perbatasan, mengancam akan menggunakan tembakan langsung terhadap siapa saja yang mengancam "infrastruktur keamanan" Israel.

(T.RA/S: Palestine Chronicle)

leave a reply
Posting terakhir