Hamas siap melakukan negosiasi tukar tawanan dengan Israel

Jalur Gaza, SPNA - Kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyah, Selasa, (17/04/2018) menyatakan bahwa Hamas siap memulai negosiasi pertukaran tahanan dengan Israel.

BY 4adminEdited Wed,18 Apr 2018,10:16 AM

Jalur Gaza, SPNA - Kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyah, Selasa, (17/04/2018) menyatakan bahwa Hamas siap memulai negosiasi pertukaran tahanan dengan Israel.

Haniyeh dalam pidato yang disiarkan Channel A-Quds mengatakan Hamas memiliki kemampuan yang mampu merealisasikan harapan tahanan Palestina. ‘’Akan datang hari dimana Israel harus membayar harga mahal karena menahan warga Palestina.’’

‘’Kebebasan tahanan Palestina adalah tanggung jawab kita semua. Kami akan melakukan segala cara untuk membebaskan mereka dan tidak akan membiarkan penderitaan ini terus berlanjut, ‘’ tegasnya.

Awal April 2016 lalu, sayap militer Hamas, Brigade Izuddin Al-Qassam untuk pertama kalinya mengungkapkan telah menahan empat prajurit  Israel namun Al-Qassam tidak menjelaskan apakah mereka hidup atau mati.

11 Oktober 2011 lalu, Hamas melakukan pertukaran tahanan dengan Israel yang ditengahi Mesir, di mana 1027 tahanan Palestina dibebaskan, sebagai ganti Hamas wajib membebaskan Gilad Shalit. Namun pada Juni 2014, Israel kembali menangkap 60 warga Palestina yang telah dibebaskan tersebut dari Tepi Barat.

Sejak 1974, warga Palestina memperingati ‘’Hari Tahanan Palestina’’ setiap tanggal 17 April, untuk menghormati dan mendukung tahanan Palestina di penjara Israel.

Menurut statistik resmi terbaru yang dikeluarkan oleh Otoritas Urusan Tahanan (PLO) dan Klub Tahanan Palestina (non-pemerintah), jumlah tahanan Palestina mencapai 6.500, 350  diantaranya adalah anak-anak dibawah umur dan 60 wanita.

Terkait rekonsiliasi Palestina, Haniyeh mengatakan: ‘’Kami siap untuk mengambil langkah jauh demi mencapai persatuan nasional.’’

Haniyeh juga menyerukan didirikannya Dewan Nasional untuk menyatukan seluruh elemen masyarakat tanpa mengecualikan siapa pun, terutama Hamas dan Jihad Islam.

Sebelumnya perjanjian rekonsiliasi yang ditandatangani antara Fatah dan Hamas di Kairo pada bulan Oktober 2017 kandas akibat selisih paham kedua kelompok terkait beberapa hal diantaranya penyerahan otoritas Jalur Gaza kepada pemerintah Palestina.

(T.RS/S:Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir