Abbas: Kami tidak akan biarkan siapapun mengatakan Al-Quds ibukota Israel

Ramallah, SPNA - Presiden Palestina Mahmoud Abbas) menegaskan tidak akan membiarkan Trump atau siapapun mengatakan bahwa Yerusalem adalah ibukota Israel.

BY 4adminEdited Sun,22 Apr 2018,11:20 AM

Ramallah, SPNA - Presiden Palestina Mahmoud Abbas) menegaskan tidak akan membiarkan Trump atau siapapun mengatakan bahwa Yerusalem adalah ibukota Israel.

Hal ini disampaikan Abbas dalam penyambutan delegasi Arab yang berpartisipasi dalam Konferensi Laboratorium Kedokteran Arab ke 15 di kota Ramallah, Sabtu, (14/04/2018.

Abbas juga menegaskan tidak akan mengizinkan negara manapun untuk mentransfer kedutaannya ke Yerusalem.

“Yerusalem Timur adalah milik kami. Wilayah ini merupakan tempat lahirnya tiga agama besar,  Islam, Kristen dan Yahudi. Umat beragama dapat datang ke wilayah ini untuk beribadah secara bebas.’’

Abbas juga menegaskan bahwa Palestina sudah siap untuk membentuk negara merdeka. “Masalahnya terletak pada Israel serta dukungan mutlak oleh Amerika Serikat ke Tel Aviv,’’ terangnya.

Awal Desember lalu, Presiden AS Donald Trump menetapkan secara resmi bahwa seluruh wilayah Al-Quds ibukota bagi Israel dan akan merelokasi kedubesnya ke kota suci tersebut Mei mendatang dimana hal ini membuat hubungan Palestina dan AS tegang serta memancing kemarahan umat Islam di seluruh dunia.

Langkah AS tersebut juga ditentang oleh Majelis Umum PBB yang menetapkan sebuah resolusi dengan dukungan 128 negara. PBB menyatakan bahwa status Al-Quds harus diselesaikan melalui perundingan langsung antara Palestina dan Israel, sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB terkait.

Senin (15/1/2017)  Dewan Pusat Palestina mengumumkan, bahwa Palestina  akan menangguhkan pengakuan terhadap kedaulatan Israel sampai Israel mengakui kedaulatan Palestina di perbatasan 1967 serta menghentikan  pendudukan terhadap Yerusalem Timur dan permukiman ilegal.

Abbas juga menolak menjadikan AS mediasi perundingan damai dengan Israel, serta menuduh Israel telah melanggar perjanjian perdamian Oslo tahun 1993, Akibatnya AS mengancam memutuskan bantuan kemanusiaan kepada Palestina selama Palestina.

Sebelumnya UNRWA melakukan kampanye global untuk mengumpulkan dana sebesar 800 Juta Dolar AS guna mendukung pengungsi Palestina, dengan hastag #DignityIsPriceless.

(T.RS/S:RtArabic)

leave a reply
Posting terakhir