Kelompok hak asasi manusia desak kehadiran 'permanen' PBB di Gaza

Gaza, SPNA - Sebuah kelompok hak asasi manusia internasional, Sabtu (21/04/2018), menyeru PBB untuk hadir secara "permanen" dalam aksi protes "Great March of Return" ....

BY 4adminEdited Mon,23 Apr 2018,10:52 AM

Gaza, SPNA - Sebuah kelompok hak asasi manusia internasional, Sabtu (21/04/2018), menyeru PBB untuk hadir secara "permanen" dalam aksi protes "Great March of Return" di sepanjang perbatasan Gaza-Israel, yang hingga saat ini setidaknya 39 warga Palestina gugur ditembak oleh pasukan Israel.

Menurut sebuah pernyataan, Pemantau Hak Asasi Manusia Hak Asasi Manusia Eropa-Mediterania yang berpusat di Swiss mengirim surat kepada Nyaletsossi Clément Voule, pelapor khusus PBB tentang hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat secara damai.

Surat itu mendesak misi PBB untuk memantau protes di sepanjang perbatasan timur Gaza "untuk mendokumentasikan tindakan Israel terhadap para demonstran".

Pernyataan tersebut juga menekankan bahwa demonstrasi itu adalah aksi damai "damai," dan menuduh tentara Israel menggunakan "kekuatan mematikan terhadap demonstran yang tidak bersenjata".

“Selama periode antara 30 Maret 2018 hingga  20 April 2018, penembak jitu Israel telah membunuh 39 pemrotes, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil yang tidak bersenjata, dan melukai 5.000 lainnya, termasuk wartawan. Para pengunjuk rasa ini tidak menimbulkan ancaman terhadap kehidupan para prajurit Israel,” tambah pernyataan itu.

Selama protes hari Jumat baru-baru ini, empat orang Palestina - termasuk Mohammed Ibrahim Ayoub yang berusia 15 tahun - menjadi korban penembakan tentara Israel.

Demonstrasi di perbatasan, yang dimulai pada 30 Maret lalu, merupakan bagian dari protes enam minggu yang akan mencapai puncaknya pada 15 Mei mendatang. Hari itu akan menandai ulang tahun ke-70 pendirian Israel - sebuah momen yang oleh warga Palestina disebut sebagai "Bencana."

Para demonstran menuntut agar para pengungsi Palestina diberi "hak untuk kembali" ke kota-kota dan desa-desa mereka di Palestina yang bersejarah dari mana mereka diusir pada tahun 1948, yang membuka jalan bagi terbentuknya negara baru Israel.

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir