Menjadi sasaran tembak sniper Israel, kaki seorang bocah Palestina harus diamputasi

Ramalllah, SPNA - Foto-foto bocah Palestina berusia 12 tahun Abdel Rahman Nawfal yang berteriak kesakitan setelah tertembak di kaki dengan pada hari Selasa lalu, ....

BY 4adminEdited Wed,25 Apr 2018,11:10 AM

Ramalllah, SPNA - Foto-foto bocah Palestina berusia 12 tahun Abdel Rahman Nawfal yang berteriak kesakitan setelah tertembak di kaki dengan pada hari Selasa lalu, saat berada di dekat perbatasan bersama teman-temannya, tersebar luas berbagi di media sosial. Peluru dilaporkan meledak di bawah lututnya, menyebabkan kerusakan jaringan yang tidak dapat dipulihkan.

Meskipun dibawa ke dua rumah sakit di Gaza, sebelum dipindahkan ke Tepi Barat untuk perawatan, dokter tidak dapat menyelamatkan kakinya dan terpaksa mengamputasinya.

Nawfal mengatakan kepada wartawan dari tempat tidurnya di Ramallah bahwa ia bermimpi menjadi seorang dokter dan masih ingin mencoba dan berusaha meraih cita-citanya tersebut.

Nawfal adalah salah satu dari setidaknya 500 anak-anak Gaza yang ditembak oleh pasukan Israel dalam sebulan terakhir. Respons keras Israel terhadap protes di perbatasan dalam aksi Great March Return telah mengundang kecaman internasional; lebih dari 1.700 orang telah terluka akibat tembakan langsung, dengan kondisi seperti yang digambarkan oleh dokter Gaza belum pernah mereka saksikan dalam serangan terakhir yang dilancarkan Israel pada tahun 20114 silam.

LSM global Doctors Without Borders mengatakan pekan lalu bahwa tim medisnya sedang berurusan “dengan luka parah yang luar biasa, yang sangat rumit untuk ditangani. Cedera yang diderita oleh pasien sebagian besar akan mengakibatkan cacat fisik jangka panjang yang serius ”.

Jumlah korban tewas sejak protes terus meningkat, setelah dua warga Gaza menyerah pada luka yang mereka derita di rumah sakit. Tahrir Mahmoud Wahba yang berusia 18 tahun, remaja tuna rungu, meninggal setelah ditembak dengan oleh pasukan Israel dua pekan lalu di distrik Jalur Gaza, selatan Khan Younis dekat kamp pengungsi Al-Awdeh. Abdullah Muhammad Al-Shamali, 20, juga meninggal pada Minggu malam setelah mengalami luka serius.

Pekan lalu, kematian Mohammad Ayoub yang berusia 14 tahun, yang ditembak di kepala meski berjarak sekitar 150 meter dari perbatasan, mendorong utusan khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, Nikolay Mladenov, 'berkicau' di Twitter, yang menuntut Israel “Berhenti menembaki anak-anak ”.

Protes besar-besaran tanpa kekerasan di Gaza telah menyaksikan ribuan pengungsi Palestina keluar untuk menuntut hak kolektif mereka kembali ke tanah air mereka.

Protes enam pekan tersebut akan berakhir pada 15 Mei mendatang, bertepatan dengan peringatan ke-70 hari Nakbah atau "malapetaka" ketika 'negara' Israel dibentuk setelah pemindahan paksa hampir satu juta warga Palestina.

Sebelum protes pekan lalu, para ahli hak asasi manusia PBB mengutuk "penggunaan senjata api terus menerus, termasuk tembakan langsung" oleh pasukan Israel "terhadap sebagian besar demonstran tak bersenjata", menyerukan Israel untuk menegakkan tanggung jawabnya di bawah hukum internasional.

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply