90 warga Palestina gugur sejak deklarasi Donald Trump 6 Desember lalu

Jalur Gaza, SPNA - Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan, Minggu (13/05/2018) bahwa jumlah  warga Palestina yang gugur sejak deklarasi Donald Trump Al-Quds ibukota Israel, ...

BY 4adminEdited Mon,14 May 2018,10:44 AM

Jalur Gaza, SPNA - Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan, Minggu (13/05/2018) bahwa jumlah  warga Palestina yang gugur sejak deklarasi Donald Trump Al-Quds ibukota Israel,  6 Desember lalu mencapai 90 jiwa, 12  korban adalah wanita dan anak-anak.

Lembaga tersebut menambahkan bahwa jumlah korban jiwa di seluruh wilayah Palestina sejak peringatan Great March of Rertun, 30 Maret lalu, mencapai  53 jiwa, 49 diantaranya berasal dari Jalur Gaza. 6 korban masih ditahan jasadnya oleh pemerintah Israel. 

Sementara itu, warga Palestina yang terluka sejak 30 Maret, adalah 9 ribu jiwa. 900 diantaranya adalah anak-anak dan 400 wanita. Israel juga melukai 200 tenaga medis Palestina yang bertugas di lapangan.

Selain itu pasukan pendudukan Israel menyerang 110 wartawan, 24 diantaranya harus menjalani amputasi anggota tubuh akibat peluru.

Demonstrasi Great March Return dimulai sejak 30 Maret lalu, dimana ribuan warga Palestina berkumpul setiap hari di beberapa lokasi dekat pagar yang memisahkan Jalur Gaza dari wilayah yang diduduki Israel.

Demonstrasi akan terus berlanjut memperingati Hari Tragedi Palestina yang akan berlangsung hari ini dan besok dimana belasan ribu warga akan turut berpartisipasi.

Awal Desember lalu, Presiden AS Donald Trump menetapkan secara resmi bahwa seluruh wilayah Al-Quds ibukota bagi Israel dan akan merelokasi kedubesnya ke kota suci tersebut dimana hal ini membuat hubungan Palestina dan AS tegang serta memancing kemarahan umat Islam di seluruh dunia.

Langkah AS tersebut  ditentang oleh Majelis Umum PBB yang menetapkan sebuah resolusi dengan dukungan 128 negara. PBB menyatakan bahwa status Al-Quds harus diselesaikan melalui perundingan langsung antara Palestina dan Israel, sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB terkait.

Senin (15/1/2017)  Dewan Pusat Palestina mengumumkan, bahwa Palestina  akan menangguhkan pengakuan terhadap kedaulatan Israel sampai Israel mengakui kedaulatan Palestina di perbatasan 1967 serta menghentikan  pendudukan terhadap Yerusalem Timur dan permukiman ilegal.

Abbas juga menolak menjadikan AS mediasi perundingan damai dengan Israel, serta menuduh Israel telah melanggar perjanjian perdamian Oslo tahun 1993, Akibatnya AS mengancam memutuskan bantuan kemanusiaan kepada Palestina selama Palestina.

Sebelumnya, Uni Eropa telah melayangkan kritikan tajam terhadap deklarasi Presiden AS, Donald Trump, 6 Januari lalu, yang menetapkan Al-Quds ibu kota Israel, serta keputusan AS untuk mentransfer kedutaan negaranya.

Disebutkan bahwa Washington berencana untuk merelokasi kedutaannya dari Tel Aviv ke kota Yerusalem 14 Mei mendatang, sehari sebelum peringatan Tragedi Kemanusiaan Palestina (Nakba).

(T.RS/S:Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir