Ramallah, SPNA - Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Selasa (16/05/2018) dilaporkan telah memanggil kepala Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Hussam Zamlat untuk kembali ke Palestina.
Keputusan tersebut diambil menanggapi peresmian kedutaan besar AS di Yerusalem Senin (14/05/2018) yang disusul pembantaian demonstran Palestina di Jalur Gaza oleh tentara Israel.
Pada saat yang sama pemerintah Turki juga dilaporkan telah menarik duta besarnya untuk Tel Aviv dan Washington serta menetapkan hari ‘’Berkabung Nasional’’ selama 3 hari untuk warga Gaza.
58 warga Gaza dilaporkan gugur, 7 diantaranya adalah anak-anak dan remaja sementara 2.410 lainnya menderita luka tembak dan gas air mata dalam demonstrasi masal diperbatasan Gaza memperingati Great March of Return serta menentang relokasi kedubes AS ke Al-Quds, Senin (14/05/2018).
Demonstrasi Great March of Return telah dimulai sejak 30 Maret lalu yang bertujuan menuntut pemerinntah pendudukan Israel mengembalikan warga Palestina yang telah diusir sejak 1948 ke tanah air mereka.
Awal Desember lalu, Presiden AS Donald Trump menetapkan secara resmi bahwa seluruh wilayah Al-Quds ibukota bagi Israel dan telah meresmikan kedubes AS di Al-Quds, Senin (15/05/2018).
Hal ini membuat hubungan Palestina dan AS tegang serta memancing kemarahan umat Islam di seluruh dunia.
Langkah AS tersebut juga ditentang oleh Majelis Umum PBB yang menetapkan sebuah resolusi dengan dukungan 128 negara. PBB menyatakan bahwa status Al-Quds harus diselesaikan melalui perundingan langsung antara Palestina dan Israel, sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB terkait.
(T.RS/S:RtArabic)