\London, SPNA - Dalam sebuah pertemuan dengan PM Inggris Theresa May yang disiarkan melalui televisi di Downing Street, Rabu (06/06/2018), Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengangkat masalah kekerasan yang terjadi di perbatasan Gaza.
Dalam kesempatan tersebut, Netanyahu mengatakan, para pengunjuk rasa "dibayar dan didorong oleh Hamas untuk mencoba masuk ke wilayah pertahanan Israel".
Lebih dari 100 warga Palestina tewas dan 10.000 luka-luka setelah pasukan Israel menggunakan tembakan langsung selama protes di sepanjang perbatasan antara Jalur Gaza dan Israel pada bulan April dan Mei.
"Kami prihatin tentang hilangnya nyawa warga Palestina," kata May kepada Perdana Menteri Israel.
"Seperti yang Anda ketahui, Inggris benar-benar mengakui hak yang Israel miliki untuk membela diri terhadap kegiatan ekstremis dan teroris.
"Tetapi dengan 100 nyawa warga Palestina yang hilang dan situasi yang memburuk di Gaza, saya berharap kita dapat berbicara tentang bagaimana kita dapat meringankan situasi itu dan bagaimana kita dapat memastikan bahwa kita dapat kembali ke posisi di mana kita dapat menemukan jalan untuk berbicara mengenai solusi dua negara. "
Namun Netanyahu mengatakan bahwa masalah di Gaza "berakar pada tujuan mendasar Hamas untuk menghancurkan Israel".
Dia menambahkan, "Kami tidak menyaksikan protes damai. Selain membakar ladang kami, orang-orang ini dibayar dan didorong oleh Hamas untuk mencoba masuk ke wilayah pertahanan Israel, membunuh sebanyak mungkin orang Israel saat mereka melewati perbatasan dan menculik tentara kita.
"Ini bukan protes tanpa kekerasan, justru sebaliknya. Kami melakukan segala yang kami bisa untuk meminimalkan korban dan pada saat yang sama melindungi kehidupan Israel."
Bulan lalu May menyerukan penyelidikan independen terhadap kekerasan yang terjadi perbatasan Gaza.
(T.RA/S: Politics Home)
