Yerusalem, SPNA - Sebuah kantor polisi Israel di Masjid Al-Aqsha telah dihilangkan, menyusul pertemuan yang digelar antara Raja Yordania Abdullah II dan Perdana Menteri Israel Binyamin Netanyahu, serta dua utusan AS Jared Kushner dan Jason Greenblatt.
Kantor polisi, yang baru-baru ini dibuka di kawasan tersebut, terletak di dekat situs arkeologi tidak jauh dari Masjid Al-Aqsha. Mahkamah Agung telah memerintahkan bahwa semua pekerjaan yang dilakukan di lokasi tersebut diwasi, mengingat adanya barang antik di sana.
Kurang dari 48 jam setelah Perdana Menteri Binyamin Netanyahu bertemu dengan Raja Abdullah, dan setelah pertemuan pemimpin Yordania dengan dua utusan AS, Israel membatalkan keberadaan pos polisi tersebut.
Sumber yang dekat dengan Wakaf Yordania mengklaim bahwa kantor polisi di Masjid Al-Aqsha telah dihilangkan karena adanya intervensi dari pemerintah Yordania. Langkah tersebut, kata mereka, akan memberi mereka kebebasan dalam memantau dan mengatur perilaku pengunjung non-Muslim di kawasan itu.
Yordania, yang menduduki Yerusalem sejak 1948 hingga Juni 1967, diakui oleh komunitas Muslim setempat sebagai penjaga situs suci Islam di Yerusalem sepanjang tahun 1920-an - status yang diakui Israel dalam perjanjian damai 1994 dengan Kerajaan Hashemite.
Masjid Al-Aqsha dikelola oleh lembaga Waqf Islam, sebuah lembaga Islam yang berbasis di Yordania.
Menanggapi laporan tersebut, Polisi Israel mengeluarkan pernyataan, “Meskipun ada klaim oleh Wakaf Islam, namun tidak ada perubahan pada kebijakan Polisi Israel mengenai perannya dalam penegakan hukum dan menjaga perdamaian. Klaim itu salah, dan merupakan tanggung jawab mereka yang membuatnya.”
(T.RA/S: Israel National News)
