100.000 pengungsi Suriah terkatung-katung di perbatasan Yordania

Dar’a, SPNA - 100.000 pengungsi Suriah dilaporkan terkatung-katung di sepanjang perbatasan Yordania-Suriah bagian Selatan karena pemerintah Yordania ....

BY 4adminEdited Sun,01 Jul 2018,10:04 AM

Dar’a, SPNA - 100.000 pengungsi Suriah dilaporkan terkatung-katung di sepanjang perbatasan Yordania-Suriah bagian Selatan karena pemerintah Yordania belum mengizinkan mereka memasuki wilayahnya.

Anadolu Agency, Sabtu (30/01/2018) melaporkan bahwa para pengungsi tersebut kebanyakan anak-anak, lansia dan perempuan.

Mereka menunggu beberapa meter dari gerbang masuk ke Yordania dibawah terik matahari berharap pemerintah Yordania mengizinkan mereka masuk dan menyelamatkan nyawa mereka.

Salah satu pengungsi bernama Abu Muhammad dari Dar’a memohon Raja Abdullah II agar mengizinkan mereka memasukinegara tersebut  serta menyelamatkan warga sipil.

“Kita menghadapi bencana kemanusiaan terburuk selama bertahun-tahun, namun seluruh dunia seolah ingin menjadikan kami tumbal Bashar Assad. Seluruh masyarakat dunia melihat jelas pembantaian terhadap rakyat Suriah namun mereka menutup mata dan mengabaikan kami, ‘’ keluhnya.

Syeikh Ammar Humaidan juga menyerukan seluruh lembaga internasional dan ulama muslim untuk menekan pemerintah Yordania agar membuka gerbang perbatasan serta menyelamatkan pengungsi.

Dua pekan lalu, pasukan Suriah melancarkan operasi militer di wilayah  selatan Suriah, dimana mereka berhasil menguasai sejumlah provinsi Dar’a terutaam di Bashr al-Harir.

Hingga saat ini pemerintah Yordania masih menolak membuka gerbang perbatasan.

Sejumla lembaga kemanusiaan memprediksi sekitar 120.000 pengungsi Suriah menuju perbatasan Selatan Suriah.

Sejak konflik meletus di Suriah, Yordania sudah menampung lebih dari 650.000 pengungsi Suriah.

 (T.RS/S:AnadoluAgency)

leave a reply
Posting terakhir

PBB Peringatkan 120.000 Pengungsi di Suriah Utara dalam Bahaya

“Banyak orang yang berjuang untuk bertahan hidup setelah kehilangan persediaan makanan, barang-barang rumah tangga, barang-barang lainnya, dan sumber air terkontaminasi. Dalam beberapa kasus, anak-anak kecil, orang tua, dan ibu hamil adalah kelompok paling berisiko karena akses ke mereka terputus, akibat daerah terpencil dan berlumpur. Suhu juga turun di bawah nol derajat,” kata Jens Lerke.