Yerusalem, SPNA - Para pejabat Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, telah mendorong AS untuk memotong dana bantuan Washington ke anggaran UNRWA, badan bantuan PBB untuk para pengungsi Palestina, Haaretz melaporkan pada hari Senin (27/08/2018). Namun, para pejabat keamanan Israel khawatir bahwa ini bisa memicu pemberontakan baru warga Palestina, terutama di Gaza.
Keputusan pemerintah AS yang dijalankan oleh Donald Trump untuk memangkas bantuan kepada Palestina, mengurangi pendanaan untuk UNRWA dan mungkin mendefinisikan kembali status sebagian besar pengungsi Palestina memiliki potensi untuk meningkatkan ketegangan secara signifikan.
Menurut kantor Netanyahu, keberlangsungan UNRWA melanggengkan masalah pengungsi, yang mana Israel ingin melenyapkannya sama sekali. Hukum internasional memperjelas bahwa semua pengungsi, dan warga Palestina tidak terkecuali, berhak untuk kembali ke tanah air mereka. Keanggotaan Israel di PBB adalah dan tetap bersyarat bagi para pengungsi Palestina yang diizinkan untuk pulang ke rumah mereka. Langkah AS untuk mendefinisikan kembali mereka akan mengurangi jumlah pengungsi Palestina dari 5 juta saat ini menjadi sekitar 500.000 orang.
Haaretz mengatakan bahwa menyentuh tiga masalah ini akan "memiliki efek yang berpotensi menimbulkan bencana," mengutip pernyataan dan peringatan yang dibuat untuk kabinet Israel oleh para pejabat pertahanan. Ini, surat kabar tersebut melaporkan, menjelaskan keheningan tidak biasa Netanyahu tentang langkah Trump pada masalah pengungsi.
Perdana Menteri Israel itu biasanya merayakan apa pun yang dilakukan atau dikatakan Trump tentang Palestina, seperti yang terjadi dengan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan Kedutaan Besar AS pindah ke Kota Suci. Pemimpin Israel juga memuji penarikan AS dari kesepakatan nuklir Iran.
(T.RA/S: MEMO)
