Krisis listrik di Gaza ancam suplai air bersih dan pencemaran akibat limbah

Jalur Gaza, SPNA - PDAM Jalur Gaza menyatakan bahwa Gaza ‘’darurat air bersih’’ akibat pemadaman listrik.

BY 4adminEdited Thu,06 Sep 2018,10:54 AM

Jalur Gaza, SPNA - PDAM Jalur Gaza menyatakan bahwa Gaza ‘’darurat air bersih’’ akibat pemadaman listrik.

Direktur Umum PDAM Jalur Gaza, Munzir Shablak dalam konferensi pers, Rabu (05/09/2018) mengatakan bahwa padamnya pembangkit listrik yang menyuplai 137 megawatt atau setara dengan 30% dari kebutuhan listrik di Gaza dapat mengakibatkan krisis air bersih.

Shablak menjelaskan bahwa Generator listrik utama di Gaza terpaksa berhenti akibat krisis bahan bakar. Hal ini terjadi setelah OCHA menghentikan bantuan solar untuk pengoperasian pembangkit listrik di Jalur Gaza.

“Pemadaman listrik akibat kosongnya bahan akan menghambat suplai air bersih. Pasokan air bersih terpaksa berhenti selama satu minggu bahkan lebih di seluruh wilayah Gaza. Selain itu krisis listrik juga dapat menghambat proses pengolahan limbah. Akibatnya dataran rendah di Gaza terancam pencemaran,’’ ujarnya.

Menurutnya PDAM Gaza membutuhkan setidaknya 400.000 liter solar setiap bulannya untuk menghidupkan pompa air serta mesin pengolahan limbah yang  setiap harinya  bertambah 110.000 meter kubik setiap harinya. 

Menurut keterangannya, 73%  air laut di sepanjang pantai Jalur Gaza sudah tercemar limbah.

“Sebagian besar sumur air lainnya hanya dapat dipompa selama delapan jam dengan pompa air listrik yang disuplai melalui generator listrik utama di Gaza, ditambah 6 jam dengan generator milik PDAM.  Hal ini mengurangi produktivitas air sekitar 40% dari kapasitas normal.

Shiblak mengimbau seluruh organisasi kemanusiaan dan bantuan internasional serta lembaga-lembaga PBB untuk membantu menyediakan bahan bakar demi menyuplai listrik yang memadai serta membantu operasional PDAM dalam memberikan layanan air bersih terhadap warga dan mencegah pencemaran lingkungan akibat limbah.

Sejak 11 tahun lalu, warga Gaza hidup dibawah blokade Israel yang melumpuhkan berbagai sektor penting di Gaza.

Februari lalu, Sekjen PBB Antonio Guterrez dalam sidang Komite HAM Palestina di PBB, memperingatkan bahwa Gaza akan menjadi wilayah tak layak huni pada tahun 2020.

Guterres meningatakan bahwa situasi kemanusiaan dan ekonomi di Jalur Gaza semakin memburuk. PBB memperkirakan Gaza akan menjadi wilayah tak layak huni pada tahun 2020 jika tindakan nyata tidak segera diambil untuk memperbaiki layanan dan infrastruktur di wilayah tersebut.

Situasi ini diperparah setelah AS Jum’at lalu menghentikan donasinya terhadap Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA yang merupakan tulang punggung bagi pengungsi Gaza.

(T.RS)

Abdel Hamid Akkila

leave a reply
Posting terakhir