Analis: Palestina ingin Rusia terlibat dalam perundingan damai dengan Israel

Moskow, SPNA - Setelah kunjungan Presiden Palestina Mahmoud Abbas ke Moskow pada Juli lalu, pihak Palestina mengatakan bahwa mereka hanya hanya akan menerima partisipasi AS dalam pembicaraan damai dengan Israel ...

BY 4adminEdited Mon,10 Sep 2018,11:12 AM

Moskow, SPNA - Setelah kunjungan Presiden Palestina Mahmoud Abbas ke Moskow pada Juli lalu, pihak Palestina mengatakan bahwa mereka hanya hanya akan menerima partisipasi AS dalam pembicaraan damai dengan Israel jika Rusia memainkan peran sebagai perantara.

"Federasi Rusia diberi wewenang dalam resolusi DK PBB 1850 bahwa Konferensi Internasional Kedua setelah KTT Timur Tengah Annapolis 2007 di Annapolis, Maryland yang dilaksanakan di Moskow. Jadi mereka memiliki otorisasi untuk mengadakan konferensi internasional di Moskow, dan setelah Federasi Rusia menyampaikan undangan kepada kami untuk berpartisipasi dalam konferensi internasional yang akan kami hadiri, "Riyad Mansour, kepala Misi Pengamat Permanen Negara Palestina ke PBB, mengatakan.

Palestina siap untuk segera kembali ke meja perundingan, dan Rusia harus memainkan peran aktif dalam proses perdamaian tersebut, Duta Besar Palestina untuk Rusia Abdel Hafiz Nofal mengatakan kepada Sputnik.

"Kami berdiri untuk resolusi damai atas sengketa Israel-Palestina. Kami percaya bahwa cara terbaik untuk melakukannya adalah melalui dialog...Israel harus memenuhi janji-janjinya, namun elas bahwa Israel didukung oleh Amerika Serikat. Kami mendukung negosiasi yang akan diadakan di bawah perlindungan komunitas internasional, dengan peran aktif Rusia di sana. Kami akan siap untuk segera kembali ke perundingan," kata Nofal.

Sejak Donald Trump menjabat sebagai presiden AS, Washington telah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, meskipun kota itu diklaim oleh Palestina juga. Pekan lalu, Amerika Serikat mengumumkan telah menghentikan semua pendanaan untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina setelah ditinjau dan menemukan adanya "cacat yang tak terselamatkan."

Menurut laporan media baru-baru ini, pemerintah AS sedang mempertimbangkan definisi baru untuk pengungsi Palestina: sehingga hanya mereka yang harus melarikan diri dalam konflik 1947-1948 dan 1967 yang bisa memiliki status sebagai  pengungsi.

Mansour mengatakan, Palestina tidak akan menerima skenario Amerika satu sisi untuk Israel dan Palestina dan bahwa negosiasi internasional diperlukan untuk mencapai kemajuan.

"Kami tidak akan menerima Amerika Serikat sebagai satu-satunya pihak yang akan mengawasi proses politik. Kami ingin proses kolektif untuk memasukkan Federasi Rusia, Uni Eropa, PBB, Amerika, Cina dan mungkin pihak lain yang tertarik. Kolektif akan meningkatkan peluang sukses - dan kami mencapai kesuksesan," kata Mansour.

Konflik Israel-Palestina meningkat pada Maret 2018, ketika Palestina meluncurkan kampanye protes mingguan di perbatasan Gaza. Protes itu terkadang menghasilkan bentrokan antara demonstran dan Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Beberapa militan Palestina telah mengirim balon pembakar di seberang perbatasan, sementara IDF kadang-kadang melepaskan tembakan.

(T.RA/S: Sputnik)

leave a reply
Posting terakhir