Umat Muslim dan Kristen Mesir peringati tahun baru secara bersamaan

Abu Dhabi, SPNA - Selasa (11/09/2018), Mesir memperingati dua tahun baru sekaligus, tahun baru Hijriah  1440 dan tahun ....

BY 4adminEdited Wed,12 Sep 2018,11:26 AM

Abu Dhabi, SPNA - Selasa (11/09/2018), Mesir memperingati dua tahun baru sekaligus, tahun baru Hijriah  1440 dan tahun baru Qibti 1729.

Kejadian langka ini menarik perhatian Presiden Mesir, Abdul Fattah As-Sisi. As-Sisi mengatakan “Mesir pada tahun ini memperingati tahun baru secara bersamaan, antara warga Muslim dan Kristen. Ini merupakan bukti kekompakan dan persatuan warga Mesir dalam sebuah negara meski berbeda agama.”

Duta Besar Uni Eropa untuk Mesir Ivan Sorcous juga menyampaikan kata selamat dalam status Twiternya. “Selamat  memperingati tahun baru Hijriah dan Qibti, semoga seluruh warga Mesir selalu dalam kebaikan dan kebahagiaan.” Tulis  Sorcous.

Penanggalan Qibti mengadopsi sistem Mesir kuno. Orang Mesir kuno membuat penanggalan berdasarkan pergerakan matahari.

Kalender Mesir kuno dianggap sebagai penanggalan yang paling tua dan detail dalam menentukan musim dalam setahun. Penanggalan ini menjadi pegangan petani untuk menentukan musim cocok tanam dan panen sejak ribuan tahun lalu sampai hari ini.

Sejak 4200 tahun sebelum Masehi, orang Mesir kuno membagi masa setahun yang terdiri dari 12 bulan, menjadi tiga musim. Yaitu musim banjir, musim bercocok tanam, dan musim panen.

Warga Kristen Koptik masih menggunakan penanggalan Mesri kuno tersebut lengkap dengan nama-nama yang sudah ada sejak masa Firaun. Awal tahun kalender Qibti merujuk kepada peristiwa pembantaian satu juta Kristen Koptik di tangan Kaisar Romawi.

(T.HN/S:Skynewsarabia)

leave a reply
Posting terakhir

Komite Islam-Kristen Peringatkan Dampak Serangan terhadap Situs Kristen

Komite mengindikasikan bahwa rencana tersebut bertepatan dengan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dilakukan oleh asosiasi permukiman dengan dukungan pemerintah otoritas pendudukan Israel, kantor peradilan, dan keamanan yang bertujuan untuk merampas tanah dan bangunan Palestina di Sheikh Jarrah, Silwan, Bab Al-Khalil, Kota Tua, dan berbagai distrik lainnya di Yerusalem.