Attoun: Yerusalem sedang melalui masa paling sulit

Yerusalem, SPNA - Seorang pejabat pemerintahan Yerusalem, Ahmad Attoun, mengatakan Yerusalem sedang melalui masa paling sulit. Kondisi sulit yang dimaksud adalah gencarnya proses yahudisasi yang dilakukan pihak Israel, ...

BY 4adminEdited Wed,12 Sep 2018,11:28 AM

Yerusalem, SPNA - Seorang pejabat pemerintahan Yerusalem, Ahmad Attoun, mengatakan Yerusalem sedang melalui masa paling sulit. Kondisi sulit yang dimaksud adalah gencarnya proses yahudisasi yang dilakukan pihak Israel, khususnya saat perayaan hari raya Yahudi.

Dalam sebuah penyataan, Selasa (11/09/2018), Attoun mengatakan Israel hari mengajarkan kepada anak-anak Yerusalem tentang ajaran agama Yahudi. Langkah ini sama bahayanya ketika Israel mengklaim seluruh Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Attoun menambahkan satu-satunya benteng untuk melindungi Yerusalem adalah keberadaan warga Yerusalem sendiri dan perlawanan yang harus ditunjukkan di depan penjajah. Meskipun kekuatan warga tidaklah sebanding dengan kekuasaan pemerintah Israel.

Pejabat pemerintahan tersebut mengajak berbagai pihak yang merasa memiliki Yerusalem baik di Palestina atau umat Islam luar untuk sama-sama membantu menjaga Al-Aqsa dari penodaan Israel.

Dia juga menyinggung pentingnya menciptakan perdamaian antar organisasi lokal untuk memperkuat barisan dalam melawan tekanan Israel. “Jikalah Al-Aqsa, penderitaan tahanan, dan darah para syahid tidak bisa menyatukan, lantas apa yang bisa menyatukan kita?” Sesal Attoun.

(T.HN/S:Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir

Kesepakatan Pertukaran Tawanan dengan Israel Paling Menonjol Masa ke Masa

Menurut (WAFA), pertukaran itu melibatkan Mesir, Yordania, Suriah dan Lebanon. Setiap negara melakukan transaksi secara terpisah, yang terakhir dengan Suriah pada bulan Juni di tahun yang sama. Dalam kesepakatan itu: Ada 156 tentara Israel di tangan Mesir, 673 tentara di tangan Yordania, 4 tentara di Suriah, dan 8 di Lebanon, sementara Israel menahan 1.098 tentara Mesir, 28 Saudi, 25 Sudan, 24 Yaman, 17 Yordania, 36 Lebanon, 57 Suriah, dan 5.021 Palestina.