Jajak pendapat menunjukkan tingginya ketidakpercayaan warga Palestina terhadap Trump

Ramallah, SPNA - Lebih dari 60 persen warga Palestina menentang dimulainya kembali dialog dengan pemerintahan Trump setelah pemotongan bantuan senilai ratusan juta dolar yang dilakukan oleh AS,....

BY 4adminEdited Thu,13 Sep 2018,10:37 AM

Ramallah, SPNA - Lebih dari 60 persen warga Palestina menentang dimulainya kembali dialog dengan pemerintahan Trump setelah pemotongan bantuan senilai ratusan juta dolar yang dilakukan oleh AS, menurut jajak pendapat yang dipublikasikan pada Rabu (12/09/2018).

Jajak pendapat itu merupakan indikasi lain dari masalah rencana perdamaian Timur Tengah yang diusulkan Gedung Putih, yang telah berjalan selama lebih dari setahun tetapi masih belum dirilis.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menolak rencana tersebut, dengan mengatakan bahwa AS bukan broker yang jujur. Dia telah mengutip keputusan pemerintah Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan pemotongan bantuan ke Palestina dan badan PBB untuk pengungsi Palestina. Selama akhir pekan lalu, AS juga mengumumkan penutupan kedutaan de facto Palestina di Washington, yang memperdalam kemarahan dan ketidakpercayaan warga Palestina.

Jajak pendapat pada hari Rabu, yang diterbitkan oleh Pusat Palestina untuk Penelitian Kebijakan dan Survei, menemukan bahwa 90 persen responden yakin AS bersikap bias mendukung Israel, dan hanya enam persen menganggap AS sebagai broker yang jujur. Enam puluh dua persen menentang dilanjutkannya dialog.

Jajak pendapat tersebut melibatkan 1.270 responden di Tepi Barat dan Jalur Gaza dan memiliki margin kesalahan sebesar tiga poin persentase.

"Apa pun yang berasal dari Amerika tidak akan didukung oleh Palestina," kata pelaksana jajak pendapat Khalil Shikaki. "Amerika telah merusak kredibilitas mereka sedemikian rupa sehingga mereka menghancurkan kesempatan apa pun untuk meyakinkan para pemimpin Palestina agar membawa konstituen mereka ke mana pun ide mereka."

Presiden Donald Trump berusaha memfasilitasi "kesepakatan abad ini" antara Israel dan Palestina dan membawa kedua pihak kembali ke meja perundingan untuk pertama kalinya sejak 2014.

Meskipun ada ketidakpercayaan, namun 53 persen responden masih mendukung gagasan negara Palestina merdeka di wilayah yang direbut oleh Israel dalam perang Timur Tengah 1967, sementara hanya 24 persen yang mendukung solusi satu negara Israel dan Palestina bersama-sama.

Sebagian besar, dua-pertiga warga Palestina yang disurvei, menolak gagasan konfederasi Palestina-Yordania, yang menurut Abbas diusulkan oleh tim Middle East Coast.

Meskipun demikian, 56 persen dari mereka yang ditanya mengatakan solusi dua negara terhadap konflik itu "tidak lagi praktis atau layak karena perluasan permukiman Israel" di Tepi Barat.

(T.RA/S: Daily Mail)

leave a reply
Posting terakhir