Pejabat Palestina: Rencana perdamaian Trump tidak akan tercapai pada musim semi mendatang

New York, SPNA - Presiden AS Donal Trump tidak mungkin mempresentasekan rencana ....

BY 4adminEdited Thu,27 Sep 2018,12:20 PM

New York, SPNA - Presiden AS Donal Trump tidak mungkin mempresentasekan rencana Perdamaian Timur Tengah yang telah lama ditunggu sebelum musim semi mendatang, kepada i24NEWS pejabat Palestina mengungkapkan pada Rabu (26/09/2018).

Dua pejabat yang melakukan perjalanan bersama Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas di New York mengatakan, pejabat Mesir dan Yordania tidak mengharapkan “pengumuman besar” tersebut terjadi dalam waktu dekat.

Tidak lama setelah berkuasa Trump memerintahkan Jared Kushner, menantunya, dan Jason Greenblatt, pengacara Trump, untuk merumuskan sebuah rencana untuk menghidupkan kembali pembicaraan perdamaian Palestina-Israel.

Setelah upaya diplomasi berulang dan kemajuan yang nyata pada tahun 2017, hal ini justru melahirkan keraguan ketika Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel pada bulan Desember, yang mendorong boikot Palestina terhadap Gedung Putih.

Sejak itu Gedung Putih bersikap keras terhadap warga Palestina dan mengurangi program bantuannya di beberapa wilayah.

Bebrapa informasi yang berbahis terkuak –yang semuanya tidak dikonfirmasi oleh Gedung Putih- mengindikasikan bahwa upaya ini akan makin buruk dengan kepemimpinan Palestina. Kushner dan Greenblatt telah menolak untuk memberi indikasi mengenai rencana tersebut dan ada spekulasi bahwa upaya tersebut kemungkinan akan gagal.

Sementara itu, Duta Besar AS untuk Israel David Friedman mengatakan Israel akan menemukan sedikit keberatan dalam rencana AS, Trump mengatakan bahwa pemerintah Israel harus "membayar harga yang lebih tinggi" sebagai imbalan atas pengakuannya atas Yerusalem.

Mengatasi Sidang Umum PBB pada hari Selasa, Trump mengatakan: "Amerika Serikat berkomitmen untuk masa depan perdamaian dan stabilitas di kawasan itu, termasuk perdamaian antara Israel dan Palestina."

Pidato Trump di PBB mendapat kritikan pedas dari Otorita Palestina (PA) yang mengatakan bahwa pidatonya hanya berfungsi untuk memperdalam perbedaan dan peluang jarak untuk perdamaian.

"Apa yang dilakukan pemerintahannya, dan terus dilakukan, adalah memberi penghargaan dan insentif terhadap pelanggaran hukum internasional, kolonisasi, kejahatan perang, dan apartheid," kata perunding Palestina, Dr. Saeb Erekat.

Anggota Komite Eksekutif PLO Dr. Hanan Ashrawi menggambarkan pidato Trump secara eksplisit memperjuangkan kepentingan nasional atas pertimbangan global yang "dangkal" dan "arogan."

Pemimpin Oposisi Israel Tzipi Livni, yang sejak lama menjadi pendukung negosiasi langsung dengan Palestina, mengatakan kepada Abbas di New York pada hari Selasa bahwa melecehkan Washington bukanlah pilihan jangka panjang.

Livni memohon kepada Abbas untuk melanjutkan dialog dengan Amerika Serikat untuk memajukan solusi perdamaian dua-negara.

"Pengasingan dan langkah sepihak melawan Israel akan menjadi tragedi bagi generasi mendatang," kata Livni kepada Abbas. Dia memperingatkan bahwa strategi PA saat ini "dapat menyebabkan kerusakan di wilayah tersebut, hilangnya kontrol dan hilangnya solusi dua negara."

Abbas akan berpidato di Majelis Umum PBB pada hari Kamis, dalam sesi yang sama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

(T.RA/S: 124NEWS)

leave a reply
Posting terakhir