Masa evakuasi Khan Al-Ahmar berakhir, para aktivis siaga menahan serangan Israel

Ramallah, SPNA - Hari ini Senin (01/10/2018) merupakan batas akhir waktu yang diberikan Israel kepada penduduk kampung Khan Al-Ahmar untuk mengevakuasikan rumah mereka ...

BY 4adminEdited Mon,01 Oct 2018,12:16 PM

Ramallah, SPNA - Hari ini Senin (01/10/2018) merupakan batas akhir waktu yang diberikan Israel kepada penduduk kampung Khan Al-Ahmar untuk mengevakuasikan rumah mereka dari kampung tersebut.

Para warga, aktivis dan solidaritas asing tidak bergeming dengan ancaman Israel tersebut. Mereka masih tetap bersikukuh menghalangi rencana pembongkaran paksa militer Israel.

Ratusan warga dan aktivis asing semalam mendatangi Khan Al-Ahmar untuk menghadang buldoser Israel yang ingin meratakan perkampungan tersebut.

Kejaksaan Agung Israel, Rabu (05/09/2018), menolak permohonan banding yang dilayangkan warga Khan Al-Ahmar. Kejaksaan memberikan mandat kepada militer untuk membongkar paksa perumahan warga yang ada di daerah tersebut. Pasca keputusan final dari Mahkamah, militer memberi kesempatan kepada warga untuk mengevakuasi sendiri rumah-rumah mereka sebelum dilakukan penggusuran paksa.

Sebelum keputusan final tersebut, Kejaksaan Agung Israel sudah beberapa kali menunda keputusan terkait Khan Al-Ahmar. Hal tersebut berkat usaha yang dilakukan oleh pengacara resmi Palestina yang melakukan banding.

Sejak pertama kali Militer Israel mengutarakan niat untuk melakukan penggusuran, sudah beberapa kali terjadi bentrokan dengan warga Palestina yang datang dari berbagai daerah di Tepi Barat. Tidak sedikit warga yang terluka dan ditangkap dalam upaya mempertahankan Khan Al-Ahmar.

Penggusuran warga Khan Al-Ahmar dilakukan atas alasan rumah-rumah tersebut berada di tanah negara serta tidak memiliki izin resmi dari pemerintah.

Penduduk Khan Al-Ahmar aslinya berasal dari padang pasir Nagev yang kemudian tinggal di pinggiran Yerusalem. Mereka digusur dari tanah mereka oleh Israel tahun 1953.

Khan Al-Ahmar terletak di antara beberapa permukiman Yahudi. Ia merupakan salah satu desa yang masuk dalam zona incaran Israel demi merealisasikan proyek perluasan wilayah yang disebut “E1”. Proyek untuk menguasai wilayah seluas 12 ribu donum (1 donum = 1000 meter2), mulai dari wilayah Yerusalem Timur sampai Laut Mati. Ini juga merupakan bagian dari rencana Israel yang ingin memisahkan Tepi Barat Selatan dengan Tepi Barat Tengah.

(T.HN/S:PBC.PS)

leave a reply
Posting terakhir

Kesepakatan Pertukaran Tawanan dengan Israel Paling Menonjol Masa ke Masa

Menurut (WAFA), pertukaran itu melibatkan Mesir, Yordania, Suriah dan Lebanon. Setiap negara melakukan transaksi secara terpisah, yang terakhir dengan Suriah pada bulan Juni di tahun yang sama. Dalam kesepakatan itu: Ada 156 tentara Israel di tangan Mesir, 673 tentara di tangan Yordania, 4 tentara di Suriah, dan 8 di Lebanon, sementara Israel menahan 1.098 tentara Mesir, 28 Saudi, 25 Sudan, 24 Yaman, 17 Yordania, 36 Lebanon, 57 Suriah, dan 5.021 Palestina.