Abaikan permintaan Cina, Malaysia bebaskan 11 Muslim Uighur

Kuala Lumpur, SPNA - Malaysia telah membebaskada 11 Muslim Uighur yang melarikan diri ke negara Asia Tenggara pasca .......

BY 4adminEdited Mon,15 Oct 2018,02:44 PM

Kuala Lumpur, SPNA - Malaysia telah membebaskada 11 Muslim Uighur yang melarikan diri ke negara Asia Tenggara pasca menjebol penjara Thai tahun lalu, dan mengirim mereka ke Turki, pengacara para tahanan mengungkapkan pada Kamis (11/10/2018). Keputusan ini diambil tanpa memperdulikan permintaan Cina untuk menyerahkan mereka kepada Beijing.

Langkah ini mungkin akan meningkatkan ketegangan dengan Cina, yang telah diuji oleh Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad. Sejak kemenangannya dalam pemilihan umum pada bulan Mei lalu, perdana menteri telah membatalkan proyek bernilai lebih dari 20 juta Dolar yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan Cina.

Jaksa penuntut di Malaysia menjatuhkan tuntutan imigrasi terhadap Uighur atas dasar kemanusiaan. Mereka kemudian tiba di Turki setelah terbang dari Kuala Lumpur pada 9 Oktober Lalu, pengacara mereka Fahmi Moin menuturkan.

“Tuntutan tersebut dicabut karena Kejaksaan Agusng menyetujui permohonan kami,” paparnya pada Reuters.

Departemen Imigrasi Malaysia, kementerian dalam negeri, dan pejabat kejaksaan agung tidak segera memberi komentar, demikian pula dengan kementerian luar negeri Cina.

Para pria tersebut telah ditahan dan diadili dengan tuduhan memasuki Malaysia secara ilegal setelah menjebol penjara pada November tahun lalu. Mereka melubangi dinding penjara lalu menggunakan selimut sebagi tangga untuk melarikan diri.

Pada bulan Februari, Reuters melaporkan bahwa Malaysia berada dalam tekanan Cina agar mendeportasi para tahanan tersebut, mengutip berbagai sumber. Berbagai misi Barat telah berusaha untuk menghalangi Malaysia untuk mengirim mereka kembali ke Cina, yang mereka dianggap telah menganiaya Muslim Uighur.

Cina dipercaya telah menahan satu juta orang Muslim Uighur, panel hak asasi Manusia PBB mengungkapkan pada bulan Agustus. Uihgur dan Muslim lainnya di tahan di kamp-kamp konsentrasi, yang dikenal sebagai “pusat pendidikan kembali”, dilarang mengucapkan salam, dimana mereka harus mempelajari bahasa Mandarin, dan menyanyikan lagu-lagu propaganda, menurut laporan Human Rights Watch.

Xinjiang, yang dihuni mayoritas etnis Uighur, telah berubah menjadi wilayah dengan tingkat keamanan yang berlebihan, dipenuhi pos polisi, kamera jalan, dan pos pemeriksaan. Rezim Cina telah menggunkan alasan potensi ancaman Islam. “ekstemisme” dan kerusuhan etnis untuk menumpas kaum Uighur dan kelompok minoritas Muslim lainnya, khususnya di Xinjiang.

Selama bertahun-tahun, bahwa mungkin ratusan atau ribuan tahun, etnis Uihghur telah melarikan diri secara sembunyi-sembunyi melalui Asia Tenggara menuju Turki.

Etnis Uighur di Malaysia adalah bagian dari 200 tahanan Thailan pada 2014. Meskipun mereka mengidentifikasi diri mereka sebagai warga negara Turki dan meminta untuk dikirim ke Turki. Lebih dari 100 orang dipaksa kembali ke Cina pada 2015, yang memicu kemarahan internasional.

Pada bulan Februari, Malaysia mengatakan sedang mempertimbangkan permintaan Cina untuk menyerahkan 11 pria tersebut. Di masa lalu, Malaysia telah mengirim beberapa tahanan Uighur ke Cina.

Penahanan mereka terjadi ketika Malaysia semakin dekat dengan Cina saat masa pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak. Namun Mahathir, yang berusia 93 tahun, pada masa kepemimpinannya untuk yang kedua kalinya, dengan vokal mendukung komunitas Muslim melawan penganiayaan.

(T.RA/S: The Epoch Time)

leave a reply
Posting terakhir

Cina mata-matai 2.5 Juta muslim Uighur

Pakar Internet Belanda, Victor Jeffers, mengatakan bahwa salah satu perusahaan Cina yang bergerak di bidang teknologi pengenalan wajah, telah berbulan-bulan meninggalkan database online yang berisi nama dan nomor ID, tanggal lahir, dan lokasi muslim Uighur yang dimata-matai.