Tepi Barat, SPNA - Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Nickolay Mladenov, Minggu (14/10/2018), mengutuk pembunuhan terhadap seorang wanita Palestina yang dilakukan oleh pemukim ekstremis Israel di Tepi Barat.
Dalam sebuah pernyataan, Mladenov mengatakan, “Saya mengutuk serangan yang terjadi pada hari Jumat di wilayah pendudukan Tepi Barat terhadap seorang wanita Palestina, Aisha al-Rabi, yang dibunuh dan suaminya terluka akibat batu yang dilemparkan oleh pemukim Israel.”
“Ingatan dan doa saya menyertai keluarga dan teman Aisha, dan saya berharap segera ada pemulihan terhadap luka yang dialami oleh suaminya.”
“Saya mencatat bahwa penyelidikan telah dimulai dan menyeru pihak berwenang Israel untuk menjamin bahwa mereka yang bertanggungjawab (atas pembunuhan itu) harus segera dibawa ke pengadilan.”
“Serangan seperti ini hanya berusaha menyeret semua orang ke dalam siklus kekerasan baru yang akan semakin merusak peluang perdamaian antara Palestina dan Israel.
“Saya mendesak semua untuk mengutuk kekerasan...,” tegasnya.
Pada Jumat (12/10/2018), pemukim ekstremis Israel membunuh seorang ibu Palestina, Aisha Rabi (45) di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Sumber-sumber lokal menyebutkan bahwa ekstemis Israel itu menyerang Aisha ketika ia bersama suami dan dua orang anaknya melakukan berjalanan dengan mobil pribadi mereka dekat pos pemeriksaan ilegal Israel Zaatara, selatan Nablus.
Menurut sumber yang menyaksikan penyerangan itu, pemukim Israel melemparkan batu besar ke kepala korban yang menyebabkannya mengalami luka yang parah.
Para petugas kesehatan segera menuju tempat kejadian dan mengevakuasinya ke pusat kesehatan terdekat di Howwara.
Hanya beberapa saat setelah kedatangannya di pusat kesehatan itu, ia pun diumumkan meninggal akibat luka kritis di kepala.
Aisha adalah saudara perempuan dari seorang warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan pendudukan Israel.
Tentu saja, para penyerang, yang dilindungi oleh pasukan pendudukan Israel, bisa kembali ke rumah mereka dengan aman. Tentu saja, mereka tidak akan pernah dihukum seperti biasanya.
(Days of Palestina)
