Netanyahu dan Lieberman ancam akan melakukan serangan besar ke Gaza

Jalur Gaza, SPNA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman berjanji akan melakukan serangan keras terhadap Hamas ...

BY 4adminEdited Mon,15 Oct 2018,03:32 PM

Jalur Gaza, SPNA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman berjanji akan melakukan serangan keras terhadap Hamas jika terus mengompori warga Gaza untuk melakukan demonstrasi masal di perbatasan Gaza dan Israel.

“Tampaknya Hamas tidak memahami jika mereka tidak berhenti maka kami akan menggunakan cara lain yang lebih keras.’’ Ujar Netanyahu dalam sidang parlemen Israel, Minggu (14/10/2018).

“Kami akan mengambil tindakan keras dalam waktu dekat. Jika Hamas punya akal sehat, mereka harus memadamkan api dan kerusuhan di perbatasan segera,”tambahnya.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman juga mengancam akan melakukan serangan besar-besaran terhadap Hamas.

“Sejak berbulan-bulan lalu, Warga Gaza tidak berhenti berdemonstrasi di perbatasan. Mereka meluncurkan balon pembakar untuk menghanguskan lahan di permukiman Israel. Israel tidak punya pilihan lain, sudah saatnya  melakukan serangan besar-besaran terhadap Hamas di Gaza.”

Semetara itu peneliti militer Israel Roni Daniel mengungkapkan ancaman agresi militer yang dilontarkan keduanya terhadap Gaza bertujuan untuk menunda pemilu di Israel serta mengokohkan pemerintah sayap kanan.

Daniel dalam wawancara dengan Channel 12 Israel, menilai bahwa serangan terhadap Gaza tidak akan merubah situasi di Israel. “Serangan terhadap Gaza justru akan mempeburuk situasi kemanusiaan di Gaza dan hal ini akan  menambah ancaman keamanan terhadap Israel,” seperti dilansir Maannews.

Jalur Gaza adalah wilayah yang terisoliasi akibat blokade Israel yang telah berlangsung selama lebih dari 11 tahun.

Selain itu, Pemerintah AS bulan lalu juga menghentikan donasinya terhadap Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina UNRWA yang merupakan tulang punggung sebagian besar rakyat Gaza.

Situasi sulit ini memaksa warga Gaza menggelar aski masal “Great March of Return”, menuntut Israel untuk menghapus blokade yang membuat warga Gaza sengsara serta memulangkan pengungsi Palestina ke tanah air.

Puluhan ribu warga Palestina yang tidak bersenjata dilaporkan berkumpul di perbatasan Gaza untuk menerobos pagar pembatas dan menembakkan layangan dan balon pembakar.

Sementara itu pasukan Israel menembaki para demonstran secara membabi buta akibatnya sekitar 210 warga Gaza merenggang nyawa.

Sebelumnya Sekjen PBB Antonio Guterres dan Komisaris Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri, Federica Mogherini menyerukan lembaga internasional untuk melakukan penyelidikan independen terhadap tindak kriminal pasukan Israel terhadap demonstran Palestina.

Guterres juga memperingatkan bahwa Gaza akan menjadi wilayah tak layak huni di  tahun 2020.

Ia juga juga mendesak masyarakat internasional berkontribusi menangani krisis di Palestina sesuai resolusi PBB terkait.

 (T.RS/S:Maannews)

leave a reply
Posting terakhir